METROPOLITAN – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, sudah diterima secara rutin oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bantuan berupa paket sembako itu terdiri dari empat jenis, yakni beras, telur atau daging, kacang-kacangan dan buah. Mekanismenya, para KPM menerima transfer dari bank lalu dibelikan sembako ke agen yang ditunjuk kepala desa (kades) masing–masing. Di Desa Cibedug awalnya agen mendapat uang gesek sebesar Rp4.000 per KPM. Namun sekarang sudah naik menjadi Rp10.000 per KPM. Ini juga berlaku untuk desa lainnya. Pengelolaan uang gesek sendiri berbeda-beda, tergantung kebijakan agen. Sejak awal sampai Februari, pengelolaan uang itu di Desa Cibedug lalu dibagi ke beberapa alokasi. ”Dulu ketika uang gesek hanya Rp4.000, kita bagi yang Rp1.000 untuk agen. Rp1.000 untuk bongkar barang dan Rp2.000 diserahkan ke Pak Eka yang waktu itu menjadi perwakilan orang Desa Cibedug,” ungkap warga yang terlibat langsung, Abdurrahman. Pembagian ini diamini Eka. Meskipun ia mendapatkan titipan uang Rp2.000, itu dimanfaatkan untuk keperluan meminjam mesin gesek dan membeli kertas roll. ”Dana Rp1.000 itu ngasih kebijakan mesin sama digunakan buat beli kertas paperrol dan operasional lainnya,” ungkapnya. Sementara itu, staf Desa Jambuluwuk, Ipeh, mengakui Desa Cibedug pernah meminjam mesin tersebut dan tidak dipatok harus bayar. “Nggak sewa lah, cuma kebijakan buat beli kertas mungkin,” jelasnya. (ash/b/feb/py)