METROPOLITAN - Usaha budidaya tanaman hias di wilayah Puncak semakin berkembang. Setiap harinya para petani kebanjiran order, baik dari penggemar lokal ataupun mancanegara. Petani sekaligus pedagang tanaman hias di Puncak, Sunyoto, mengatakan, setahun terakhir perkembangan penjualan tanaman hias terus meningkat. ”Jenis tanaman hias yang saat ini mendominasi pesanan adalah Aroid atau lebih dikenal dengan nama ’Janda Bolong’. Selain itu, ada pula jenis varigata, pilo dan monstera. Kini jenis yang lain juga ikut terdongkrak pangsa pasarnya,” ungkapnya. Namun, stok dari petani saat ini semakin menipis. Inilah yang membuat harga tanaman hias tersebut semakin mahal. Sebelumnya, tidak banyak petani yang produksi tanaman hias jenis itu. Untuk memenuhi pesanan hanya mengandalkan pencarian dari pedagang, rumah warga dan vila. “Sekarang yang harganya melejit untuk jenis anthurium mangkok, varigata, cobra, corong dan jenis anthurium lama lainnya,” bebernya. Ia menyebutkan, jenis anthurium yang biasa dipatok Rp25 ribu untuk tiga daun, kini harganya mencapai Rp60 ribu. Lalu, jenis Philo Verrokosum, Philo Plomanii dan Melano, harga per daun Verro kosum mencapai Rp400 ribu. Sementara Plomanii mencapai Rp200 ribu dan Melano mencapai Rp150 ribu. ”Jadi, jika usaha di bidang lain mengalami kemunduran akibat Covid-19, para petani tanaman hias koleksi malah panen pundi–pundi rupiah,” ujarnya. Petani tanaman hias lainnya, Deni Arko, mengakui omset penjualan tanaman hias tembus di angka Rp20-40 juta setiap bulannya. “Kira-kira pendapatan per bulan kotor bisa mencapai Rp20 sampai Rp 40 jutaan. Tapi itu kan kita belanjakan lagi. Kalau saya selama ini dominan bermain di jenis anthurium, tapi jenis lain juga kita beli dan jual. Alhamdulillah cepat sekali putarannya,” ujar Deni. Akan tetapi, Deni sangat menyayangkan jika selama ini petani tanaman hias di kawasan Puncak hanya berjualan di rumah masing–masing. Hampir tidak ada yang mempunyai lapak di pinggir jalan. Kondisi ini membuat para peminat susah menemukannya. ”Tapi, karena pasar tanaman hias sekarang sudah online, ditambah jaringannya sudah kuat, ini menjadi fenomena tersendiri yang bisa menginspirasi kita semua dalam berusaha. Tanaman yang kadang kita sisihkan, ternyata menjadi penolong di kala susah. Untuk bertani pun tidak harus dengan lahan yang luas,” pungkasnya. (ash/c/feb/py)