METROPOLITAN - Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) periode Juli, Agustus dan September pada 2020 di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, menyisakan pertanyaan warga. Sebab, 267 penerima manfaat BLT-DD di Desa Citeko mayoritas mengaku tidak menerima secara utuh dana tersebut. ”Saya hanya menerima Rp600.000, seharusnya Rp900.000. Alasannya untuk biaya administrasi dan subsidi silang bagi warga yang tidak menerima, tapi nggak tahu warga yang mana,” ungkap seorang warga penerima, Yanti (40), Kamis (25/2). Bahkan, sambung Yanti, seorang tetangganya yang juga terdaftar sebagai penerima manfaat hanya menerima Rp200.000. Meski begitu, sebagai masyarakat biasa dirinya hanya bisa pasrah dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan bantuan. ”Tetangga saya hanya menerima Rp200.000, tapi ya gimana lagi Pak, sudah dapat bantuan saja Alhamdulillah,” imbuhnya. Terpisah, tokoh masyarakat setempat, Pepen (51), menyebutkan, selain tidak meratanya pembagian dana BLT-DD pada 2020 saat kepala desa (kades) dijabat pejabat sementara (Pjs) yang ditunjuk tingkat kecamatan, banyak program desa yang dipertanyakan. ”Bukan cuma BLT-DD, program pengadaan masker dan pengaspalan di RT 01/04 juga tidak dilanjutkan karena bermasalah. Sisa anggaran pengaspalan dialihkan ke program lain tanpa melalui Musdesus Perubahan APBDes. Pjs-nya yakni Pak Badrudin dari kecamatan yang saat ini menjabat staf pemerintahan di Kecamatan Cisarua,” jelasnya. Saat dikonfirmasi, mantan pjs Desa Citeko yang saat ini menjabat staf pemerintahan di Kecamatan Cisarua, Badrudin, mengaku tidak pernah ngantor sejak beberapa hari. Saat dihubungi via selularnya, dia mengaku dalam kondisi Work From Home (WFH) akibat Covid-19. ”Saya lagi kegiatan luar dan sekarang sedang WFH,” pungkasnya singkat. (wan/b/suf/py)