Kreativitas pemuda Kampung Cikalang, RT 03/06, Desa Caringin, Kecamatan Caringin yang tergabung dalam Klinik Runtah Saka Bentang patut diapresiasi. Aksi mereka sukses mengolah sampah plastik menjadi furnitur. SEJUMLAH sampah plastik bekas bungkus makanan maupun minuman dan kain perca dijadikan bahan ekobric berupa furnitur. Meja, kursi dan tiang tugu didesain semenarik mungkin. Ketua Klinik Runtah Saka Bentang, Agung Maulana Arifin, menerangkan, awal mulanya berdiri Saka Bentang pada 2019. Pemuda Cikalang yang peduli dengan kebersihan mendirikan wadah pemuda peduli lingkungan yang bernama Klinik Runtah Saka Bentang. Berawal dari lima anggota yang giat mengumpulkan sampah hingga sukses mengolahnya. ”Nah pada 2019 sampai hari ini ekobrica yang kita buat baru mencapai 2.500 botol. Karena keburu pandemi, jadi pemesanan banyak yang ditunda atau dibatalkan. Sebab, ecobrica yang kita buat sebagai furnitur atau ecobricanya saja,” terangnya. Satu botol sampah, ia menghargainya senilai Rp3.000- Rp6.000. Jika sudah berbentuk furnitur harganya bisa mencapai Rp2,5-Rp3 juta. Ia mendapatkan pesanan dari berbagai daerah. Termasuk Sumatera dan Kalimantan. “Untuk seperangkat furnitur berupa satu meja dengan empat kursi dibutuhkan satu bulan pembuatan. Karena pengerjaan masih manual, jadi dengan cara menggunting plastik bekas bungkus makanan,” paparnya. Ia mengaku saat ini pihaknya masih kesulitan dalam alat dan pemasaran. Sebab, belum ada bantuan sama sekali baik dari UMKM maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH). “Kami selama ini mandiri, walau tanpa bantuan. Kami tetap bisa menampung pemuda yang terkena PHK,” tandasnya. (nto/c/feb/py)