Senin, 22 Desember 2025

Murid MI Nurul Anwar Belajar di Lantai

- Senin, 7 Februari 2022 | 12:30 WIB

METROPOLITAN – Kondisi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Anwar di Kampung Babakan, RT 04/04, Desa Ciherangpon­dok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, sangat mem­prihatinkan. Sekolah yang dibangun pada 2008 ini nam­pak tidak kokoh. Ditambah atap sekolah yang langsung menghadap genteng tanpa memakai plafon mem­buat bangunan sekolah ini perlu direnovasi. Pihak seko­lah yang memiliki 70 murid dan 8 guru pendidikan Agama Islam sudah mengajukannya ke Kementerian Agama Kabu­petan Bogor. Namun hingga kini belum tersentuh bantuan. Sehingga sebagian murid be­lajar di lantai akibat tidak ter­sedianya meja dan kursi belajar. Kepala MI Nurul Anwar, Asep Muhammad Yusuf Saefuloh, mengatakan, sekolah dibangun pada 2008 dan mendapat izin operasional pada 2012. Seko­lah ini tidak pernah menda­patkan bantuan rehab dari mana pun. Sehingga bebera­pa kayu penahan genteng sudah banyak yang rapuh dan beberapa bagian terpaksa ha­rus ditambah kayu penahan agar tidak roboh. Mirisnya, ada dua ruang se­kolah di sekolah ini yang tidak memiliki kursi dan meja. Upaya pengajuan mulai dari online hingga surat resmi, baik ke Kementerian Agama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor hingga provinsi, sudah dilakukan. ”Mungkin belum rezekinya mendapat bantuan rehab se­kolah. Anak-anak harus belajar dengan ketidaknyamanan, karena kondisi bangunan ku­rang baik. Sekolah dibagi enam kelas, dari kelas satu sampai kelas enam. Rata-rata kelas tidak punya atap, jadi langsung genteng,” bebernya. Bahkan, lanjut Asep, ada dua ruang kelas yang tidak memi­liki kursi dan meja. ”Sampai-sampai guru honor di sini patungan bikin meja dan kursi dari tripleks. Padahal, honor mereka kecil, tapi kasi­han kan murid belajar tanpa kursi dan meja belajar,” katanya. Ia mengaku ingin sekolah yang dipimpinnya lebih baik. Dengan tempat yang nyaman, otomatis akan berpengaruh pada proses belajar mengajar. ”Keinginan anak-anak sekolah nyaman. Kalau tempatnya tidak nyaman pasti mereka belajarnya juga nggak nyaman. Akhirnya proses belajarnya tidak berhasil atau kurang maksimal,” terangnya. Ke depan, ia berharap ada bantuan dari pemerintah, baik Kemenag maupun Dinas Pen­didikan Kabupaten Bogor ataupun donator, untuk mem­perbaiki sekolah ini. Dengan begitu, tujuan sekolah ini mencetak generasi yang ber­budi akhlak baik bisa terwu­jud. ”Yang paling saya ingin­kan yakni renovasi atap, ka­rena kan atap ini berbahaya. Ditahan sana-sini, khawatir roboh,” keluhnya. Ia kemu­dian menceritakan pernah salah satu genteng jatuh saat belajar. Beruntung, genteng yang jatuh tidak menimpa murid. ”Kondisi seperti ini yang sempat terjadi di ruang kelas saat belajar. Apalagi ka­lau diguyur hujan, kita sema­kin khawatir,” tandasnya. (nto/c/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

PTPN 1 Regional 2 Pasang 6 Plang di Lahan Ilegal Puncak

Jumat, 13 September 2024 | 18:48 WIB
X