METROPOLITAN - Ketua Umum Markas Besar Bogor (MBB) Atiek Yulis Setyowati angkat bicara perihal macet puncak ‘horor’ yang terjadi di kawasan Puncak akhir pekan kemarin. Menurutnya, kemacetan di Jalan Raya Puncak, Bogor, saat long weekend kemarin harus menjadi perhatian semua pihak. Baik pemerintah pusat, provinsi, juga pemerintah kabupaten. ”Banyak penyebab yang membuat parah macetnya di sana. Di antaranya, memang padat kendaraan yang overload. Beberapa pedagang kaki lima yang jualan di pinggir jalan yang mengakibatkan para pembeli parkirnya makan badan jalan. Lalu ada kendaraan yang mogok serta sempitnya jalan Puncak,” ungkapnya. Untuk itu, penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) harus dilakukan, juga parkir liar yang makan badan jalan. ”Untuk jangka panjang, sesuai usulan banyak pihak di antaranya para aktivis Puncak agar dibangun flyover dan pelebaran jalan,” bebernya. Juga perihal solusi anggaran APBN, APBD provinsi dan APBD pemda ini juga penting dan harus terus diperjuangkan agar penataan kawasan Puncak segera terlaksana. ”Pemda harus mendorong terus agar anggaran dari pusat dan provinsi bisa turun untuk solusi seputaran Puncak,” paparnya. Pemda harus bangga dengan Puncak yang selalu menjadi tempat favorit berlibur. Tetapi harus dikejar solusinya agar semua nyaman, baik jalannya, kebersihan, dan kenyamanannya. ”Nah, yang penting disiplin diri dari masyarakat pelancong itu sendiri,” tegasnya. Sebelumnya, sejak Sabtu (26/2), jalur menuju kawasan Puncak sudah seperti lautan kendaraan. Momen kepadatan tersebut berseliweran di berbagai media sosial (medsos). Tampak kendaraan roda dua dan empat nyaris tak bergerak akibat jalur yang terlampau sesak. Salah satunya dialami keluarga Nurdin, wisatawan asal Jakarta. Sejak keluar gerbang Tol Ciawi, kendaraannya sudah terjebak macet hingga lima jam tidak bergerak. “Saya berangkat setengah delapan pagi, ternyata masih juga kena macet parah di Gadog. Benar-benar tidak bergerak,” ujar Nurdin. Menurutnya, selama pandemi, kemacetan kali ini adalah yang terparah. “Paling parah sih ini selama pandemi. Mungkin sudah pada jenuh juga, jadi liburan. Ya gaskeun,” katanya. (jal/c/ els/run)