CILEUNGSI - Tampaknya julukan yang disandang Kabupaten Bogor sebagai lumbung padi hanya isapan jempol belaka. Pasalnya, lahan-lahan persawahan makin tak terperhatikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Hal ini terbukti dengan luasnya sawah yang berada di Desa Jatisari, Kecamatan Cileungsi, yang mengalami kekeringan lantaran aliran irigasinya jebol.
Seorang petani di Kampung Sarongge, RT 14/17, Desa Jatisari, Kasim (75) menuturkan, sudah hampir empat tahun sawahnya kekeringan dan para petani terpaksa merogoh kocek lebih dalam untuk mengebor air agar sawahnya tak gagal panen. “Untuk ngebor air saya menghabiskan uang sebesar Rp1,2 juta, sedangkan mesinnya saya beli dengan harga Rp4 juta,” katanya.
Ia menjelaskan, setiap empat hari sekali dirinya harus mengalirkan air dari sumur bornya itu untuk mengairi sawahnya dengan luas 8.000 meter persegi. “Kalau tidak dialiri air, kami bisa gagal panen. Ini juga hasil panennya kurang maksimal lantaran irigasinya kering,” jelasnya.
Senada, Kepala Desa Jatisari Darsini mengungkapkan, irigasi tersebut sudah dua kali jebol dan sempat diperbaiki pada 2015. Namun kini jebol kembali dan 130 hektare sawah yang ada di Desa Jatisari mengalami kekeringan. “Kalau irigasinya tidak cepat diperbaiki, para petani ini terancam gagal panen,” ungkapnya.
Terpisah, Ade Gunawan mengatakan, imbas dari jebolnya irigasi tersebut tak hanya diderita para petani di Desa Jatisari. Petani di Kampung Cukangbungur, Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi pun merasakan dampaknya. “Sawah di Jatisari kekeringan karena air irigasi yang tak mengalir. Namun di Cukangbungur petaninya kewalahan lantaran kelebihan air,” ungkapnya.
(edi/c/yok/ run)