JONGGOL - Beranjak dari kegelisahan atas masalah yang begitu kompleks di Kecamatan Jonggol, para pemuda berupaya membangun Jonggol lebih baik dengan membentuk suatu perkumpulan pemuda yang diberi nama Jonggol Cendikia.
Salah seorang pendiri Jonggol Cendikia Asep Nazmudin mengatakan, awalnya pada 2014 perkumpulan ini bernama Front Peduli Jonggol. Namun seiring berjalannya waktu dan banyak masukan dari para pemuda yang lain, maka namanya berganti menjadi Jonggol Cendikia. “Kata cendekia sendiri dimaksudkan untuk memperkenalkan gerakan kami adalah gerakan intelektual-pemikiran,” katanya.
Asep, sapaan akrabnya menjelaskan, dirinya berkeyakinan bahwa gerakan intelektual adalah gerakan yang tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Intelektualitas dan pendidikan adalah pilar zaman yang akan senantiasa mengiringi dan mempengaruhi maju atau mundurnya peradaban. “Kami hadir untuk memberikan kontribusi positif bagi Jonggol,” jelasnya.
Menurutnya, Jonggol yang sempat digadang-gadang sebagai calon ibukota sampai akrab dengan nama Wakwaw harus menjadi kota modern, hijau dan mampu bersaing dengan kota lain di Nusantara. Bahkan, siswa SMAN 1 Cileungsi pun sempat menyambangi Jonggol Cendikia untuk mengatahui lebih jauh soal Jonggol Cendikia.
“Dengan prinsip membangun dari pinggiran, memberikan suatu kontribusi untuk bangsa dan negara. Semoga keistiqomahan ini akan terus terjaga sampai titik darah terakhir,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang siswa SMAN 1 Cileungsi Rahayu Ondesta mengungkapkan, dirinya dan rekan-rekan lain sengaja mengunjungi perkumpulan Jonggol Cendikia lantaran tertarik dengan gerakannya yang membangun Jonggol.
(pb/yok/run)