Senin, 22 Desember 2025

Kepala SDN Puspanegara 04 Legalkan Penjualan LKS

- Rabu, 8 Maret 2017 | 09:19 WIB
Kepada Yth, RedakturNusantara HU Media Indonesia di JakartaPengirim    : Akhmad Safuan/ASSelasa, 13 Januari2015 Siswa Sekolah DipaksaBeli Buku untuk Tutupi BOS SEMARANG: Dengandalih dana biaya operasional sekolah (BOS) tidak mencukupi, sekolah paksa siswamembeli buku lembar kerja siswa (LKS) dengan harga 100 persen lebih dari hargaumum di pasaran. Keterangan dihimpunMedia Indonesia di Semarang Selasa (13/1) mensiasati kebutuhan, sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah  tetap memungut biaya kepada para orang tuasiswa dengan cara pembelian buku yang harganya telah dinaikkan hingga 2 kalilipat (100%) lebih dari harga di pasaran. Ratusan orang tuasiswa keluhkan pembelian buku dengan kesan dipaksakan setiap semester tahunajaran, mereka seakan tidak berdaya dan karena khawatir berdampak padaanak-anaknya jika tidak menuruti kehendak sekolah. “Dua anak sayasekolah di SD Islam Darul Huda, Kecamatan Genuk, Semarang, setiap semesterdiharuskan membeli buku LKS di sekolah yang harganya sangat mahal,” kata Dewi KartikaSari,38, warga Genukasari, Semarang sembari menunjukan buku yang dibeli. Sebanyak 6 buku LKSyang harus ditebus di sekolah, demikian Dewi, para orang tua harus membayarRp90.000, sedangkan harga di luar hanya Rp7.000 per buku, sehingga denganhitungan itu maka orang tua dirugikan Rp47.000 per siswa, jika jumlah siswa disekolah tersebut sebanyak 450 orang maka sekolah meraih keuntungan Rp21,5 juta.“Tidak hanya itu, siswa juga masih bayar infak Rp1.000 setiap hari Jum’at,”tambahnya. Sementara itu Penerbitbuku LKS CV Teguh Karya Perwakilan Semarang  Suwanto secara terpisah mengatakan bahwa bukuLKS untuk SD dapat dibeli secara umum dan tidak harus melalui sekolah denganharga Rp7.000 per buku.
Kepada Yth, RedakturNusantara HU Media Indonesia di JakartaPengirim    : Akhmad Safuan/ASSelasa, 13 Januari2015 Siswa Sekolah DipaksaBeli Buku untuk Tutupi BOS SEMARANG: Dengandalih dana biaya operasional sekolah (BOS) tidak mencukupi, sekolah paksa siswamembeli buku lembar kerja siswa (LKS) dengan harga 100 persen lebih dari hargaumum di pasaran. Keterangan dihimpunMedia Indonesia di Semarang Selasa (13/1) mensiasati kebutuhan, sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah  tetap memungut biaya kepada para orang tuasiswa dengan cara pembelian buku yang harganya telah dinaikkan hingga 2 kalilipat (100%) lebih dari harga di pasaran. Ratusan orang tuasiswa keluhkan pembelian buku dengan kesan dipaksakan setiap semester tahunajaran, mereka seakan tidak berdaya dan karena khawatir berdampak padaanak-anaknya jika tidak menuruti kehendak sekolah. “Dua anak sayasekolah di SD Islam Darul Huda, Kecamatan Genuk, Semarang, setiap semesterdiharuskan membeli buku LKS di sekolah yang harganya sangat mahal,” kata Dewi KartikaSari,38, warga Genukasari, Semarang sembari menunjukan buku yang dibeli. Sebanyak 6 buku LKSyang harus ditebus di sekolah, demikian Dewi, para orang tua harus membayarRp90.000, sedangkan harga di luar hanya Rp7.000 per buku, sehingga denganhitungan itu maka orang tua dirugikan Rp47.000 per siswa, jika jumlah siswa disekolah tersebut sebanyak 450 orang maka sekolah meraih keuntungan Rp21,5 juta.“Tidak hanya itu, siswa juga masih bayar infak Rp1.000 setiap hari Jum’at,”tambahnya. Sementara itu Penerbitbuku LKS CV Teguh Karya Perwakilan Semarang  Suwanto secara terpisah mengatakan bahwa bukuLKS untuk SD dapat dibeli secara umum dan tidak harus melalui sekolah denganharga Rp7.000 per buku.

GUNUNGPUTRI - Meski pemerintah pusat maupun daerah telah melarang te­naga pendidik di tingkat SD negeri agar tak menjual buku Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada para muridnya, masih saja ada sejumlah oknum kepala sekolah (kepsek) yang menjual buku itu secara diam-diam atau kongkalikong dengan penerbitnya.

Seperti pengakuan ibu lima anak, warga Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup yang enggan menyebutkan namanya. Ia mengeluhkan mahalnya biaya masuk ke SDN Puspanegara 04. Sebab, harus mem­bayar Rp400 ribu pada Penerimaan Pe­serta Didik Baru (PPDB) 2016/2017 lalu.

”Saya bingung Mas mau masukin anak ke SDN Puspanegara 04 yang berada di Kam­pung Bojong, RW 07, Kelurahan Puspane­gara itu. Pasalnya, menurut tetangga saya yang anaknya salah satu murid di sana waktu PPDB 2016 lalu, ditarif sebesar Rp400 ribu dengan alasan untuk membeli seragam olahraga dan batik,” ungkapnya kepada Metropolitan, kemarin.

Menurutnya, para siswa yang berjum­lah 508 anak dibebankan pihak sekolah dengan diwajibkan membeli buku LKS hingga ratusan ribu. ”Zaman sekarang memang apa-apa serba mahal ya. Mau masukin anak saya sekolah SD negeri saja mahal banget. Padahal kan itu se­kolah negeri, tetapi kok masih saja harus merogoh kantong sedalam-dalamnya. Seperti di SDN Puspanegara itu, setiap murid diwajibkan membeli buku LKS yang harganya mulai dari Rp140-180 ribu,” keluhnya.

Menanggapi hal ini, Kepala SDN Puspa­negara 04 EO Hasanudin membenarkan bahwa di tempat dirinya bertugas ada pembayaran uang seragam sebesar Rp400 ribu dan penjualan buku LKS terhadap ratusan muridnya tersebut.

(shr/b/yok/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X