JONGGOL - Sektor Pertanian di Kabupaten Bogor semakin ditinggalkan. Pasalnya, pembangunan infrastruktur pada wilayah-wilayah penghasil tanaman pangan seakan berjalan lamban. Alhasil, petani lebih memilih menjual sawah mereka kepada pengusaha untuk dijadikan pabrik, ketimbang mereka garap sendiri.
Hasil pemetaan Badan Informasi Geospasial (BIG), Kabupaten Bogor memiliki luas lahan pertanian 37 ribu hektare, baik sawah dan perkebunan. Luasan itu pun, rencananya akan dilindungi lewat peraturan daerah (perda) oleh Pemkab Bogor pada tahun ini.
Dari total luas tersebut, sebagian besar di antaranya terdapat di Kecamatan Jonggol, Cariu, Tanjungsari dan Sukamakmur. Namun, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di empat kecamatan itu cenderung rendah dibanding wilayah yang mengandalkan industri sebagai roda perekonomiannya, seperti Gunungputri
Pemkab Bogor pun ditantang untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada sektor pertanian. Jika tidak segera didukung oleh aturan dan pembangunan yang nyata, maka sektor ini akan terus ditinggalkan, karena menjual lahan untuk dijadikan industri lebih menguntungkan.
"Dalam mekanisme pasar, kompetisi penggunaan lahan selalu dimenangkan oleh aktifitas dengan produktifitas lahan yang lebih tinggi. Nah, dalam hal ini industri memiliki produktifitas lahan yang lebih tinggi," kata Kepala Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Ernan Rustiadi.
Menurutnya, sangat logis bagi rumah tangga pedesaan jika melihat usaha ekonomi, yang menawarkan pendapatan lebih tinggi memilih usaha yang menguntungkan. Keuntungan industri per hektare per tahun pun lebih tinggi dibanding pertanian.
"Itu Sebabnya lahan pertanian banyak dikonversi menjadi industri atau perumahan. Biasanya, situasi ini tidak diperoleh daerah yang jauh dari kota besar dan proses urbanisasi, sehingga penduduk tidak punya banyak pilihan," ujarnya.
Penyusutan lahan memang telah terjadi di Kabupaten Bogor. Setidaknya dalam dua tahun terakhir. Sebelum dipetakan oleh BIG, pada 2016 lalu luas areal lahan pertanian di Bumi Tegar Beriman mencapai 45 ribu hektare. Dengan kata lain, telah menyusut sekitar 7 ribu hektare saat BIG melakukan pemetaan pada 2017 lalu.
(Ik/sal)