METROPOLITAN – Mangkraknya pembangunan Gelanggang Olahraga Masyarakat (GOM) di Kecamatan Jonggol menjadi buah bibir masyarakat. Pembangunan yang dilakukan pada 2017 itu terhenti tahun ini. Padahal, keberadaan GOM yang belum selesai sering disalahgunakan pasangan muda-mudi. Warga Kampung Jeprah, Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Andi Rusdian (30), mengatakan, setiap malam Minggu banyak anak muda yang bermesraan dalam GOM yang terbengkalai itu. “Masyarakat kan risih, khawatir dijadikan tempat mesum,” katanya. Dengan adanya pembangunan GOM di Lapangan Jeprah yang terbengkalai, sambung Andi, masyarakat jadi kesulitan mencari lapangan bola. Sebab, Lapangan Jeprah biasanya digunakan untuk bermain sepak bola dan kegiatan lainnya. Senada, warga Kampung Rawamakmur, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Nunu Nugraha (26), mengungkapkan, masyarakat Jonggol sangat menyayangkan pembangunan tersebut. “Lapangan Jeprah hanya dibuat berantakan, karena tidak sesuai harapan warga. Apalagi sekarang dibiarkan begitu saja,” ungkapnya. Ia berharap ada lapangan pengganti untuk kegiatan masyarakat, sehingga warga tak kesulitan saat ingin membuat acara besar. Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Singajaya, Neneng Ahmad Fauzi, menyayangkan pembangunan tersebut. Apalagi, atapnya banyak yang bocor. “Pembangunan GOM belum selesai, tapi atap banyak yang bocor,” tuturnya. Apalagi, ia seringkali mendapatkan keluhan dari masyarakat terkait banyaknya muda-mudi yang menggunakan bangunan GOM yang belum selesai tersebut untuk berpacaran. “Pemerintah harus melakukan tindakan agar pembangunan GOM tidak disalahgunakan para remaja yang sedang dimabuk asmara,” pintanya. Lalu, sebagai pengganti Lapangan Jeprah, ia memaparkan bahwa lahan milik salah satu perusahaan di depan Kantor Desa Singajaya rencananya digunakan sebagai pengganti Lapangan Jeprah. “Lahan itu milik PT Karisma yang akan diminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sebagai fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum),” tuturnya. Ia bersama camat Jonggol sudah menandatangani surat untuk meminta lahan tersebut pada perusahaan sebagai fasos-fasum, namun hingga saat ini belum juga ada jawaban. “Kami berharap lahan pengganti Lapangan Jeprah bisa diurus sebagai fasos-fasum dan pembangunan GOM cepat selesai,” tandasnya. (yok/py)