METROPOLITAN – Cileungsi , Pungutan liar (pungli) di beberapa sekolah negeri Kecamatan Cileungsi masih subur dan sulit diminimalisasi. Salah satunya terjadi di SMPN 3 Cileungsi. Di sekolah itu, para murid diharuskan membayar Rp400.000 untuk biaya pengecoran jalan sekolah. “Ya, waktu anak saya kelas VII ada rapat dengan komite yang membahas pengecoran jalan di sekolah. Kami keberatan, karena nominalnya cukup besar yakni Rp400.000 per murid. Sebagian besar orang tua protes, termasuk saya nggak mau bayar. Tapi kebanyakan orang tua murid bayar. Bisa ditanyakan ke orang tua murid lainnya, terutama yang saat ini kelas IX dan VIII,” papar orang tua murid, Yono, kemarin. Bukan hanya itu, sambung Yono, uang untuk beli LKS dan les komputer setiap tahun ajaran baru selalu muncul dengan modus yang sama yakni melalui rapat dengan komite sekolah. “Buat apa kita les komputer kalau sekolah masih harus memungut biaya ke murid. Dana BOS dari pemerintah dikemanakan?” ujarnya mempertanyakan. Sementara itu, Humas SMPN 3 Cileungsi, Jaka Sujana, menambahkan, iuran untuk pengecoran jalan sebesar Rp400.000 dikarenakan dana BOS tidak mencukupi. “Yang lapor siapa namanya, masalahnya kan biar jelas dan saya cek apakah waktu itu dia ikut pas rapat dengan komite. Tidak semua dana ditanggung negara. Uang BOS saja tidak cukup,” terangnya. (has/b/mam/py)