METROPOLITAN - Warga Kecamatan Jonggol mengeluhkan keberadaan pasar malam yang beroperasi di alun-alun Jonggol. Selain belum memiliki ijin lingkungan, hiburan mirip mini ancol itu juga merusak tanaman dan lebih parahnya membuat warga tidak bisa memanfaatkan ikon Jonggol itu untuk bermain dan berkumpul dengan keluarga. "Alun-alun yang seharusnya menjadi prasarana ini rusak karena di jadikan pasar malam oleh pihak pengusaha. Kini warga jonggol yang biasanya memanfaatkan waktu pagi dan sore untuk bermain sudah tidak bisa lagi," keluh warga Jonggol, Heri kepada Metropolitan, kemarin.
-
Menurutnya, sebelum ada pasar malam ia dan warga yang lainnya biasanya menghabiskan waktu sore di taman itu, karena memang suasananya masih nyaman dan enak untuk bersantai. Tetapi, sekarang semenjak ada pasar malam pihaknya tidak bisa lagi, lantaran taman sudah di penuhi oleh berbagai macam permainan bahkan sekarang rumput yang tadinya bagus menjadi rusak. “Di tengah taman ada coran beton yang biasanya di pakai oleh anak anak bermain sepak bola kalau tiap sore tapi sekarang sudah gak bisa,” ucapnya.
-
Dengan begitu, ia pun mempertanyakan pemerintah setempat mengenai izin Pasar Malam ini. Sebab, warga yang tinggal disekitar alun-alun merasa resah dan terganggu dengan adanya pasar malam. “Kami juga tidak tahu, apakah pihak kecamatan sudah mengeluarkan izin. Kalau iya (sudah dikeluarkan izin), saya heran karena sudah jelas Pasar Malam ini merusak fasilitas umum,”
-
Menanggapi hal itu, Sekcam Jonggol, Ramdan menyangkal jika pihaknya sudah memberikan izin lingkungan. Bahkan, menurutnya rusaknya alun-alun bukan hanya disebabkan pasar malam, tetapi setelah adanya pembongkaran tembok alun-alun Jonggol oleh Camat sebelumnya. "Semenjak dibongkar tembok alun-alun Jonggol terlihat semrawut dan acak-acakan. Itu kan kebijakan dari mantan Camat lalu yang memerintahkan temboknya dibuka, ya dampaknya seperti yang terlihat sekarang," katanya.
(agi/b/rez)