METROPOLITAN – Penyelewengan bisnis jual Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dinilai sangat memberatkan orang tua siswa. Bayangkan, dari sekian banyak jumlah siswa yang diwajibkan membeli buku LKS, pihak sekolah meminta jatah hingga Rp5.000 per LKS. “Ya biasanya setiap sekolah minta jatah Rp4 ribu sampai Rp5 ribu per LKS tinggal dikalikan saja berapa jumlah murid dan jumlah buku LKS yang dibeli,” ungkap seorang mantan distributor buku LKS, Joni kepada Metropolitan, kemarin. Dengan sistem minta jatah, keuntungan bersih yang diterima bisa mencapai puluhan juta. Sistem cari keuntungan dari dunia pendidikan semacam ini, menurut Joni, harus segera dibereskan. “Sekolah bisa meraup untung sampai puluhan juta rupiah, jika memang jumlah muridnya seribu lebih. Makanya peredaran LKS susah untuk ditertibkan,” ujarnya. Ia menilai keuntungan besar dari bisnis jual beli buku LKS ini yang membuat kecurangan kerap terjadi dan susah diberantas. Terpisah, salah satu sekolah yang diduga melakukan praktik jual beli buku LKS yakni SDN Cikahuripan 01 belum bisa dimintai keterangan. Ketika reporter Metropolitan menyambangi sekolah tersebut, tidak ada pihak sekolah yang bisa dikonfirmasi. “Kepala sekolah sedang tidak ada di tempat,” kata petugas keamanan SDN Cikahuripan 01. (gi/b/els/py)