METROPOLITAN – Bocah berusia 15 tahun itu harus merelakan kehilangan kaki sebelah kanan akibat dipatok ular berbisa saat bermain samping rumahnya, Kampung Bojonghonje RT 02/04, Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur. Keluarga pun pasrah dengan kondisi anak pertamanya itu. Dua bulan lalu, Samin hanya murung di rumah dan menjalani pengobatan tradisional. Karena tidak punya biaya untuk berobat ke dokter, kaki Samin terus terkikis infeksi hingga telapak kakinya habis. “Keluarga tidak punya, namun saya sering mengajak ke dokter. Orang tuanya menolak, mereka hanya bisa pasrah,” terang Ketua RT 02, Jajat. Orang tua Samin, Umin (40), setiap harinya hanya bekerja serabutan. Karena pikun, ketua RT pun sulit mengajak orang tuanya berkomunikasi. ”Samin dipatuk ular tepat dekat rumpun bambu, ular tersebut sedang dalam mengerami telurnya,” terang jajat. Jajat menjelaskan, sesudah dipatuk ia ditangani pihak keluarga. Ia dan BPD Pabuaran berupaya dan menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Tetapi keluarga menolak karena warga tersebut sudah menjadi budaya. ”Jadi siapa saja yang dipatuk ular hanya cukup penanganan pakai jampe saja atau jampe sariat,” tutur Jajat. Akibat lambatnya penanganan gigitan ular secara medis, kaki Samin tak bisa tertolong. Samin tidak kunjung membaik setelah diobati dengan ramuan tradisional. “Bukannya membaik, tapi kakinya malah membusuk, dan sekarangkehilangan kaki kanannya,” imbuhnya. Terpisah, seorang staf Kecamatan Sukamakmur, Deden, mengungkapkan, pihaknya berupaya memberikan pertolongan dengan melarikan Samin ke RSUD Cibinong. Camat Sukamakmur bersama UPT Puskesmas berupaya membujuk keluarganya agar anak korban gigitan ular tersebut bisa ditangani secara medis. “Sudah dibawa sama pak camat dan UPT Puskesmas ke RSUD Cibinong, sebelumnya keluarga harus dibujuk dulu agar mau menangani anak tersebut secara medis,” jelas Deden. (mul/gi/c/els/py)