BABAKANMADANG - Persaudaraan Alumni atau PA 212 yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama akan menggelar acara Ijtima Ulama IV di Hotel Lor In, Sentul, Kecamatan Babakanmadang, Senin (5/8) hari ini.
Sementara itu, Sekjen GNPF Ulama, Edi Mulyadi mengatakan, dalam forum tersebut akan membahas berbagai hal, termasuk kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab. "Habib Rizieq itu menjadi bagian pembahasan pemulangan Habib Rizieq. Habib Rizieq itu bukan tidak mau pulang tapi tidak bisa pulang, kita tahu kan," ujar Edi.
Menurut dia, sebenarnya Habib Rizieq ingin pulang ke Indonesia, tapi dicekal oleh Pemerintah Arab Saudi atas pesanan dari Indonesia. Sebagai negara sahabat, kata dia, tentu Arab Saudi akan lebih mengutamakan hubungan diplomasi kenegaraan, sehingga permintaan untuk dicekal itu dituruti oleh pemerintah Saudi.
"Karena dicekal itu Habib tidak bisa pulang dan overstay. Bukan di balik, overstay maka tidak bisa pulang, salah," ucapnya.
Edi menjelaskan, Ijtima Ulama IV akan membahas empat besar yaitu, politik, dakwah, kelambagaan, dan ekonomi. Menurut dia, dalam tema politik itulah peserta Ijtima Ulama akan membahas soal kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia. "Iya (kepulangan Habib Rizieq masuk tema politik)," tegas Sekretaris Steering Committee Ijtima Ulama IV ini.
Edi menambahkan, Ijtima Ulama IV tersebut digelar GNPF Ulama dan didukung oleh FPI dan Persaudaraan Alumni (PA) 212. Menurut dia, agenda utama Ijtima Ulama IV pada intinya mengevaluasi langkah-langkah perjuangan sejak ditetapkan pada ijtima ke-1, ke-2, dan ke-3.
"Kita evaluasi kelemahan kita di mana. Ijtima Ulama IV ini kita susun perbaikan-perbaikan. Intinya kita bicara tidak hanya politik. Ada Komisi ekonomi, ada bidang kelembagaan dan bidang dakwah," jelasnya. Sementara itu, Juru bicara PA 212 Novel Bamukmin mengatakan, Ijtima Ulama kali ini berbeda dari sebelumnya, karena tidak akan mengundang satu pun tokoh politik dan elite politik.
Dia menyebut, PA 212 ingin kembali ke khittah dan tidak menyangkutpautkan gerakan agama dengan politik praktis. "Perjuangan kami saat ini tanpa partai dan politik," ujar Novel.
Menurut Novel, puncak keputusan ini diambil tak terlepas dari kekecewaan organisasinya terhadap pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais yang juga sekaligus Penasihat PA 212, yang menyinggung soal pembagian kekuasaan antara parpol pendukung Jokowi dan parpol pendukung Prabowo dengan power sharing 55:45.
"Itu tidak bisa kami terima. Sementara Pak Amien Rais dulu mengelompokkan ada partai Allah vs partai setan. Masa partai Allah dan partai setan power sharing?" katanya. (rol/els)