Senin, 22 Desember 2025

Turun ke Kali demi Wudu

- Senin, 5 Agustus 2019 | 09:51 WIB

CARIU - Dampak kemarau panjang terus dirasakan warga Kabupaten Bogor, terutama wilayah timur seperti Jonggol, Cariu, dan Tanjungsari. Warga semakin sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti yang dialami warga Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Sumur-sumur warga di enam kampung mulai mengering, tak terkecuali masjid-masjid yang ada di wilayah tersebut.

Salah satunya Masjid Jami Attaqwa di Kampung Babakanloa, Desa Tegalpanjang. Jamaah yang ingin salat harus mengantre di Sungai Tegalpanjang untuk wudu atau bersuci. Salah seorang warga Abdul Kholik mengatakan, kolam penampungan air wudu di masjid sudah kering sejak dua bulan belakangan. Para jamaah pun memanfaatkan aliran sungai untuk berwudu. “Sudah 2 bulan sumur-sumur dan penampungan air di masjid kering. Karena memang di rumah-rumah warga juga sumurnya sudah kering semua kebanyakan,” ujar Abdul.

Untuk sampai ke sungai, warga harus berjalan kaki sekitar 500 meter. Karena kemarau, air di sungai itu pun mulai berubah warna dan sedikit berbau. “Ya khawatir airnya nggak sehat, tapi mau gimana lagi, cuma sungai itu sumber air saat ini,” ungkapnya.

Menurut Abdul, kemarau kali ini menjadi yang paling parah dari sebelumnya. Dirinya berharap pemerintah daerah bisa mencarikan solusi atas krisis air yang mereka alami. “Mudah-mudahan kejadian seperti ini mendapatkan perahatian Pemerintah Kabupaten Bogor. ke depan mungkin bisa dibuatkan sumur atau penampungan besar untuk masyrakat,” harap Abdul.

Sebelumnya, warga sempat bergotong royong membuat embung atau penampungan dibantu oleh kelompok tani setempat. Namun karena keterbatasan anggaran, terlebih dikerjakan dengan swadaya, akhirnya terbengkalai. “Imbasnya warga harus berjalan kaki menuju sungai dari 500 meter hingga satu kolometer. Bahkan ada juga yang mengambil ke kali Cibeet di desa tetangga dengan jarak 5 kilometer, ”tutupnya.

Sementara itu, Kasi Pemerintah Desa Tegalpanjang Ade Abdullah mengatakan sudah dua bulan warga harus mengantre setiap harinya untuk mendapatkan air bersih. “Sudah banyak warga yang turun ke kali, namun yang terdampak paling parah ada di dua RW. Yang paling parah di Kampung Babakanloa,” pungkas Ade.(mul/c/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X