GUNUNGPUTRI - Aktivitas prostitusi berkedok spa dan massage semakin menjamur di wilayah Gunungputri. Putaran uang yang cukup menjanjikan inilah yang membuat banyak para pengusaha memilih untuk melakoni bisnis esek-esek tersebut. Salah satunya yang cukup banyak dan mudah ditemui adalah di kawasan Legenda Wisata, Desa Nagrak, Kecamatan Gunungputri. Di lokasi tersebut terdapat banyak usaha spa dan massage yang menawarkan jasa pijat plus-plus. Maraknya usaha itu tidak lepas dari minimnya pengawasan dari pemerintah mulai dari tingkat desa hingga kabupaten yang justeru terkesan tutup mata dan mengabaikan bisnis maksiat tersebut. Bahkan banyak aparatur yang sudah mengetahui keberadaan usaha itu tapi justeru malah diam dan memilih untuk pura-pura tidak tahu. Deni (37), salah seorang pelanggan Spa dan Panti pijat plus mengaku, awalnya ia hanya sekedar ingin mencoba pijat di lokasi spa. Menurutnya, proses transaksi seks baru dilakukan setelah dirinya masuk ke dalam ruangan dan bertemu dengan terapis. “Memang tidak semua. Tapi lebih banyak yang menyediakan jasa plus plusnya. Kalau saya tahu dari teman kemudian saya coba benar atau tidaknya. Ya ternyata benar,” kata dia. Deni menjelaskan, dalam satu kali transaksi setidaknya ia harus mengeluarkan uang antara Rp350-400 ribu untuk jasa pijat dan layanan seks.”Biasaya kita bayar langsung ke terapisnya,” kata Deni. Selain mendapat informasi dari teman, Deni menuturkan jika penawaran pijat plus tersebut juga banyak ia dapatkan dari berbagai aplikasi di Handphone. Melalui aplikasi tersebut, pihak pengelola secara terbuka menawarkan jasa pijat dan layanan seks dalam bentuk paket. “Di aplikasi juga banyak. Tinggal diliat saja yang menyediakan jasa spa dan pijat. Biasanya disitu sudah terpampang berapa biayanya,” ujarnya. Hingga berita ini diturunkan pengelola pijat dan spa maupun Satpol PP setempat belum bisa dimintai keterangan. (zis/b/els)