Senin, 22 Desember 2025

Sering Kebanjiran, Ganggu Pelayanan

- Selasa, 21 Januari 2020 | 11:11 WIB
FOTO BERSAMA: Camat Cileungsi, Zaenal Ashari, foto bersama Kades Gandoang, Haeril Saleh, kemarin. Kades ingin memindahkan kantor desa karena sering kebanjiran.
FOTO BERSAMA: Camat Cileungsi, Zaenal Ashari, foto bersama Kades Gandoang, Haeril Saleh, kemarin. Kades ingin memindahkan kantor desa karena sering kebanjiran.

METROPOLITAN - CILEUNGSI Kepala Desa Gandoang, Haerul Saleh berencana merelokasi Kantor Desa Gandoang ke area fasos fasum perumahan Grand Nusa Indah. Hal itu lantaran, kondisi kantor desa yang kerap digenang air jika musim hujan. Hal itu mengakibatkan, pelayanan di kantor desa menjadi terganggu karena kantor desa dilanda banjir. “Saya sudah komunikasi dengan pihak pengembang perumahan terkait pemanfaatan lahan fasos fasum untuk pembangunan kantor desa baru. Mereka prinsipnya tidak masalah dan tinggal pihak desa melakukan pengajuan kepada bupati dan bagian aset,” ujar Haerul Saleh kepada Metropolitan, kemarin. Menurut dia, lahan fasos fasum di area perumahan seluas 600 meter cukup untuk pembangunan Kantor Desa Gandoang yang baru. Kondisi lahan yang lebih tinggi sangat memungkinkan untuk pembangunan kantor desa dan terhindar dari banjir. “Selama ini kalau musim hujan, kantor desa pasti terendam dan pelayanan terganggu. Oleh karena itu saya punya rencana untuk  pemindahan kantor desa,” ujarnya. Sementara itu, Camat Cileungsi, Zaenal Ashari tidak sependapat dengan wacana kepala Desa Gandoang yang ingin merelokasi kantor desa ke lokasi baru. Menurutnya, pemanfaatan area fasos fasum dengan sistem pinjam pakai bukanlah solusi. “Itukan lahan Pemda, nanti jika Pemda mau manfaatkan sesuai rencana pemda khawatirnya kantor desa diharuskan pindah. Jadinya kantor desa pindah-pindah terus,” kata dia. Camat menyarankan agar, kantor desa gandoang di renovasi total namun tetap di lahan yang sudah ada. Terkait penanganan banjir yang kerap merendam kantor desa, hal itu bisa disiasati dengan proses pengurugan dan lahan kantor desa dibuat lebih tinggi. “Itukan bisa diurug sekitar satu meter, jadi lebih tinggi kemudian bangun kantor desa diatasnya. Jadi tidak akan terkena banjir dan kantor desa tetap di lokasi yang sama,” jelasnya. (hin/b/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X