Minggu, 21 Desember 2025

Komisi III Ngecek Jalan Cicadas-Bojongnangka

- Rabu, 22 Januari 2020 | 10:43 WIB
SIDAK: Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Ahmad Fathoni, melakukan sidak ke Jalan Bojongnangka-Cicadas yang retak
SIDAK: Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Ahmad Fathoni, melakukan sidak ke Jalan Bojongnangka-Cicadas yang retak

METROPOLITAN - GUNUNGPUTRI  Dinilai asal-asalan, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor melakukan sidak proyek peningkatan Cicadas-Bojongnangka, kemarin. Proyek yang baru dikerjakan beberapa bulan lalu dan kini sudah mulai retak dan mengalami kerusakan di beberapa bagian beton. Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Ahmad Fathoni, mengatakan, keretakan yang terjadi di proyek senilai Rp3,2 miliar itu sudah lama. Ia meminta untuk diperbaiki. Karena, setelah selesainya proyek masih ada waktu enam bulan untuk pemeliharaan. Namun kenyataannya pihak pemborong tidak merespon hal tersebut. "Sebelumnya kita juga sudah minta untuk dibetulkan keretakan itu, tapi belum juga dijalankan pihak kontraktor. Setelah dilakukan sidak seperti ini saya minta untuk secepatnya dibetulkan jangan nunggu April habis masa pemeliharaan. Kalo nanti masih ada yang lepas betonnya ketika habis masa pemeliharaan kita akan panggil lagi," katanya. Fathoni menilai, untuk perencanaan jalan itu harus dilihat juga tingkat kepadatan lalu lintas. Ia meminta Pemerintah Kabupaten Bogor agar melibatkan muspika dalam perencanaan semua proyek. "Jangan hanya karena jalan desa speknya cuma pake jalan desa sedangkan ini kan jalan padat. Makannya kita akan evaluasi proses perencanaan, perencanaan yang sudah berjalan kan diserahkan konsultan begitu keluar perencanaan hasilnya muspika nggak tahu dan nggak diajak untuk diskusi. Kan yang tau kondisi dilapangan itu UPT Jalan dan Jembatan, camat, dan desa karena mereka yang tau jalan desa itu dilalui berapa banyak orang kaya. Kepala dinas kan nggak ngerti,” ujarnya. Fathoni menambahkan, kalau dibiakan kerusakan jalan bakal bertambah parah. Hal itu tentunya akan merugikan pemerintah karena harus membongkar ulang dengan biaya lebih mahal lagi. Untuk itu lebih baik meningkatkan spek dan kualitas, bukan hanya melihat itu jalan desa lalu spek harus disesuaikan dengan yang sudah ada. "Konsultan harusnya dibawa lagi ke forum muspika, untuk mendengar penjelasannya dari muspika agar bisa ada usulan kalau 28 hari misalnya akan bentrok dengan warga. Jadi kan pengerjaan juga bisa ditingkatkan, jangan sampai terjadi kendala karena perencanaannya nggak sesuai dengan kebutuhan." tukasnya. Sementara itu, Camat Gunungputri, Didin Wahidin mengaku siap jika dilibatkan dalam perencanaan pembangunan. Menurutnya hal itu bisa meminimalisir kesalahan dalam pengerjaan proyek tersebut. "Intinya kita siap aja untuk dilibatkan dalam pengerjaan jalan dan proyek pemerintah lainnya. seperti jalan yang ini. Ini kan jalan hidu. Kalau sehari masyarakat nggak lewat sini bingung nanti masyarakat mau lewat mana lagi, kalo kita dilibatkan kan jadi bisa kasih masukan kepada pemerintah harus seperti apa." paparnya. Ia berharap pengerjaan jalan jangan asal-asalan. “Jadi harus sesuai dengan spek, kalau pengerjaannya memuaskan pasti masyarakat juga senang," tutupnya. (hin/b/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X