METROPOLITAN – Hujan deras yang mengguyur Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari membuat lahan yang kerap dijadikan sebagai lokasi galian clay mengalami longsor.
Longsoran tersebut membuat saluran air warga menjadi tersumbat. Selain itu, keberadaan galian tersebut juga mengakibatkan sumur warga tercemar limbah solar. Warga pun beramai-ramai menutup paksa lokasi galian yang sudah bertahun-tahun beroperasi itu.
“Keberadaan galian itu sudah membuat saluran air warga tersumbat karena longsor. Selain itu, keinginan warga yang meminta pemilik galian menyediakan sarana air bersih tidak pernah direalisasikan,” kata Kepala Desa Buanajaya, Sudarjat kepada Metropolitan, kemarin.
Menurut dia, dari hasil kesepakatan warga, pihak pemilik galian diminta untuk menghentikan aktivitas galian selama musim hujan. Selain itu, warga juga beranggapan jika keberadaan galian tersebut tidak memberikan banyak manfaat kepada warga.
“Izinnya juga sudah habis bulan depan. Jadi warga sepakat menolak keberadaan galian clay itu sampai tuntutan warga dipenuhi,” tegasnya.
Sementara itu, Kanit Pol PP Kecamatan Tanjungsari, Tatang mengatakan, lantaran izin usaha tambang tersebut akan segera habis, warga meminta pihak pemilik dengan warga membuat kesepakatan ulang. Ada beberapa tuntutan dari warga yang harus dipenuhi oleh pemilik tambang tersebut, salahsatunya adalah sarana air bersih.
“Jadi warga meminta pemilik tambang memfasilitasi warga untuk sarana air bersih. Karena keberadaan tambang tersebut sudah membuat sumber air warga menjadi tercemar dan bau solar,” singkatnya. (hin/els)
