METROPOLITAN – Setelah sukses menggusur ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar flyover Cileungsi, kini Muspika Cileungsi menargetkan penertiban sopir angkot yang biasa mangkal di perempatan tersebut. Rencana tersebut bagian dari program Muspika Cileungsi menata wilayah di sekitar flyover Cileungsi. Sebagai langkah awal, Camat Cileungsi, Zaenal Ashari, melakukan pertemuan dengan pengelola Terminal Cileungsi untuk menjadwalkan rencana penertiban terminal bayangan tersebut. “Perempatan Cileungsi yang kerap menjadi terminal bayangan memang masalah klasik yang terus berulang. Oleh karena itu, kami mencari solusi yang bisa menyelesaikan itu secara permanen,” katanya. Menurut dia, salah satu yang menjadi kunci utama penyelesaian masalah terminal bayangan adalah ketegasan dan konsistensi dari petugas di lapangan dalam menindak sopir angkot yang membandel. Sebab, petugas Dishub yang memiliki kewenangan dalam melakukan tindakan tegas. “Muspika sudah meminta pengelola terminal bertindak tegas dan menugaskan anggota di lapangan agar tidak ada lagi sopir angkot yang parkir sembarangan di bahu jalan. Kami akan dukung berbagai upaya yang dilakukan Dishub dan pengelola terminal Cileungsi,” bebernya. Koordinator Terminal Cileungsi, Asep Hermawan, mengatakan, pihaknya segera memanggil pengusaha armada dalam menyosialisasikan berbagai program Dishub untuk mengurangi kemacetan di sekitar flyover Cileungsi. “Jadi nanti kendaraan besar jenis bus dan truk harus lewat atas flyover dan tidak boleh lewat jalur bawah. Sementara angkot akan kita arahkan agar masuk terminal dan tidak boleh ngetem di perempatan,” jelasnya. Kepala Desa Cileungsi, Beni Sopian, mendukung rencana Muspika dan Dishub yang ingin menata flyover Cileungsi. Menurutnya, penataan akan meningkatkan ketertiban, kebersihan dan kenyamanan di sekitar flyover yang berdekatan dengan kantor Desa Cileungsi. “Sekarang memang semrawut karena banyak PKL dan angkot yang berhenti sembarangan. Jadi kami mendukung penataan ini,” singkatnya. (hin/els/py)