METROPOLITAN - Hendak ke wilayah Bekasi melewati jalur alternatif Kampung Cibedug, Desa Sukamanah, Kecamatan Jonggol, pengendara roda dua dan empat yang tidak menggunakan masker diminta berputar balik. Pantauan di lokasi, terlihat polisi yang bertugas di perbatasan Kabupaten Bogor itu menjaga ketat para pengendara yang hendak melewati jalur tersebut. Bahkan, polisi melarang pengendara, baik roda dua maupun empat yang hendak mudik melintasi jalur tikus itu. Sebelumnya, pemerintah melarang kegiatan mudik sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Larangan mudik tersebut sudah diterapkan pada 24 April 2020. Meski begitu, masih ada sejumlah orang yang nekat mudik dengan memilih jalur alternatif untuk menghindari pemeriksaan polisi. Namun herannya, di jalur alternatif perbatasan Kabupaten Bogor menuju Bekasi itu tidak terlihat adanya penjagaan ketat dari anggota polisi yang berjaga di Pos Check Point Desa Sukamanah, Kecamatan Jonggol tersebut. Padahal, jalur itu merupakan salah satu akses jalan yang bisa menembus Bekasi, Cianjur, Garut dan Bandung. Akan tetapi, di Pos Check Point Polsek Jonggol itu tidak ada satu pun anggota polisi yang berjaga-jaga. Sementara itu, seorang warga Kampung Cibedug, Desa Sukamanah, Endang (40), mengatakan, setelah diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bogor, hanya anggota polisi dari Bekasi yang aktif sampai malam. Menurutnya, penjagaan di Pos Check Point Polsek Jonggol aktif hanya dari pagi sampai sore hari. Sedangkan pada malam hari tidak ada. “Paling cuma ada warga, itu juga yang jaga keamanan lingkungan di Kampung Cibedug,” katanya. Sejak PSBB di Kabupaten Bogor diberlakukan, sambung Endang, banyak pengendara roda dua dan empat, baik berpelat B atau D sering melewati jalur tikus ini. “Ke sini-sini banyak pengendara lewat sini. Soalnya kan jalur ini bisa tembus ke Bekasi, Cianjur, Garut dan Bandung. Pelat nomor polisi banyak B dan D,” jelasnya. Ia pun khawatir dengan banyaknya kendaraan yang melewati jalur perbatasan Bekasi ini. Apalagi, di tengah mewabahnya pandemi Covid-19 seperti sekarang. “Warga di sini khawatir banget, takut corona nyebar ke kita-kita,” tuturnya. (bdn/els/py)