Seorang lansia penyandang tunanetra hidup sebatang kara di gubuk kecil berukuran tak lebih dari 2 x 3 meter yang berlokasi di Kampung Jogjogan, Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Adalah Ukar. Pria 55 tahun itu kini tinggal seorang diri di rumah tak layak huni tanpa anak dan istri UKAR hidup seorang diri dengan kondisi memprihatinkan. Setiap hari ia harus bekerja keras hanya demi memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Karena itu, ia mendapat perhatian dari relawan Rumah Yatim Regional Jabodetabek. Dari pantauan relawan, secara keseluruhan, rumah itu jauh dari kesan layak huni. Lantai tanah, dinding bilik bambu sudah lapuk dan berlubang. Gubuk bilik milik Ukar itu juga berdiri di pinggiran sungai di atas tanah milik orang lain. Menurut relawan Jabodetabek, Ali Ridwan, Ukar memiliki kelebihan meski matanya tidak bisa melihat sejak lahir. Ia bisa hidup mandiri tanpa mengemis belas kasihan. Ia juga bisa menjalankan aktivitas seperti orang normal lainnya. Setiap hari ia mencari kayu bakar, sayuran dan buah-buahan untuk dikonsumsi, di sebuah hutan yang tak jauh dari wilayah tersebut. “Sejak ditinggal ibunya, beliau mengurusi dirinya sendiri. Kelebihannya itu nggak mau diam. Alhamdulillah dia nggak pernah nyasar padahal jauh,” bebernya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lanjut Ali, Ukar bekerja mencari rumput untuk pakan kambing milik seseorang. Hingga kini pula ia terus berjuang bertahan di samping keterbatasan yang dimilikinya. “Meskipun matanya tidak bisa melihat, namun instingnya begitu luar biasa,” ungkap Ali.Selain itu, untuk kebutuhan sehari-hari, Ukar dapatkan dari bantuan pemilik tanah yang ditempatinya. Meski ada bantuan dari para tetangga, ia tidak mau membebani orang lain dan tetap ingin berusaha sendiri. Kemudian untuk mandi, mencuci dan buang hajat, ia harus turun ke tebing sungai. “Sebelumnya dia hanya bergantung pada yang berbaik hati dari pemilik tanah. Tapi kata Pak Ukar, tetap saja nggak mau membebankan orang lain,” kata Ali. Atas kondisi itu, Rumah Yatim Regional Jabodetabek memberi bantuan biaya hidup dan paket sembako. Bantuan itu untuk kebutuhan sehari-harinya. Ukar merupakan satu dari ratusan lansia penerima manfaat bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim. Sebanyak 150 lansia lainnya di wilayah tersebut pun telah mendapat bantuan tersebut. (*/els/run)