Senin, 22 Desember 2025

Hidup Sebatang Kara, Dapat Bantuan Relawan Rumah Yatim

- Senin, 15 Juni 2020 | 09:02 WIB

Seorang lansia penyandang tunanetra hidup sebatang kara di gubuk kecil berukuran tak lebih dari 2 x 3 meter yang berlokasi di Kampung Jogjogan, Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Adalah Ukar. Pria 55 tahun itu kini tinggal seorang diri di rumah tak layak huni tanpa anak dan istri UKAR hidup seorang diri dengan kondisi memprihat­inkan. Setiap hari ia harus bekerja keras hanya demi memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Karena itu, ia mendapat perhatian dari re­lawan Rumah Yatim Regional Jabodetabek. Dari pantauan relawan, secara keseluruhan, rumah itu jauh dari kesan layak huni. Lantai tanah, din­ding bilik bambu sudah lapuk dan berlubang. Gubuk bilik milik Ukar itu juga berdiri di pinggiran sungai di atas tanah milik orang lain. Menurut relawan Jabodeta­bek, Ali Ridwan, Ukar memi­liki kelebihan meski matanya tidak bisa melihat sejak lahir. Ia bisa hidup mandiri tanpa mengemis belas kasihan. Ia juga bisa menjalankan akti­vitas seperti orang normal lainnya. Setiap hari ia men­cari kayu bakar, sayuran dan buah-buahan untuk dikon­sumsi, di sebuah hutan yang tak jauh dari wilayah tersebut. “Sejak ditinggal ibunya, be­liau mengurusi dirinya sen­diri. Kelebihannya itu nggak mau diam. Alhamdulillah dia nggak pernah nyasar padahal jauh,” bebernya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lanjut Ali, Ukar be­kerja mencari rumput untuk pakan kambing milik seseorang. Hingga kini pula ia terus ber­juang bertahan di samping keterbatasan yang dimilikinya. “Meskipun matanya tidak bisa melihat, namun insting­nya begitu luar biasa,” ungkap Ali.Selain itu, untuk kebutuhan sehari-hari, Ukar dapatkan dari bantuan pemilik tanah yang ditempatinya. Meski ada bantuan dari para tetangga, ia tidak mau membebani orang lain dan tetap ingin berusaha sendiri. Kemudian untuk mandi, mencuci dan buang hajat, ia harus turun ke tebing sungai. “Sebelumnya dia hanya bergantung pada yang berbaik hati dari pemilik tanah. Tapi kata Pak Ukar, tetap saja nggak mau membebankan orang lain,” kata Ali. Atas kondisi itu, Rumah Ya­tim Regional Jabodetabek memberi bantuan biaya hidup dan paket sembako. Bantuan itu untuk kebutuhan sehari-harinya. Ukar merupakan satu dari ratusan lansia pene­rima manfaat bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim. Se­banyak 150 lansia lainnya di wilayah tersebut pun telah mendapat bantuan tersebut. (*/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X