METROPOLITAN - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, dilakukan secara luring (luar jaringan/offline). Hal itu terjadi karena di kawasan pelosok ini cukup sulit mendapat jaringan internet untuk mendaftar secara online. Tidak hanya itu, masyarakatnya juga kebanyakan tak memiliki niat melanjutkan sekolah anak-anak mereka. Pihak sekolah yang membuka pendaftaran PPDB pun turun menggelar sosialisasi agar masyarakat mau menyekolahkan anak-anaknya. Termasuk pula guru kelas dari SD yang berkeliling ke rumah-rumah muridnya untuk mendaftarkan muridnya ke PPDB SMP seperti yang dilakukan Joko, salah satu guru SDN 03 Babakanmadang. ”Saya kan guru kelas enamnya. Saya tolong mereka untuk didaftarkan. Saya sudah daftarkan 31 siswa. Kemarin ada 27 siswa. Setelah dirayu-rayu, ada yang mau juga daftar,” kata Joko. Joko menyebut memang banyak orang tua murid di sekolahnya yang anaknya baru lulus SD enggan dilanjutkan ke SMP. Sehingga ketika saat berkeliling ke rumah-rumah muridnya, ia tak lepas dari bujuk rayu agar anak-anak mereka bisa melanjutkan sekolah. ”Saya harus merayu, ayo sekolah, gitu. Saya nggak tahu orang tuanya, mungkin berpikir sudah lah sampai SD saja, gitu. Kan kalau anak gimana orang tua. Kalau orang tuanya ayo sekolah, sekolah. Kalau orang tuanya diam saja ya diam saja. Saya kan pendidik ya, wajib belajar sembilan tahun itu harus, itu jadi tanggung jawab saya. Kalau saya tidak jemput bola, kasihan juga mereka,” ujar Joko. Hal itu juga diakui Kepala SMPN 02 Babakanmadang Siti Khodijah yang membuka pendaftaran PPDB. Bahkan, pihaknya jauh-jauh hari juga gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat mau menyekolahkan anak-anaknya yang sudah lulus SD ke tingkat SMP. ”Saya kemarin dalam PPDB ini seminggu kemarin itu sampai 16 sekolah SD saya keliling. Saya menjaring sekolah-sekolah SD yang dekat dengan SMP ini dan semuanya itu masih berpikir apakah masuk SMP atau tidak,” kata Siti Khodijah. Bahkan, di sekolah ini tidak ada penolakan pendaftar PPDB yang ramai dibicarakan seperti di daerah lain karena pihak sekolah justru kekurangan pendaftar siswa baru. ”Saya sosialisasi ke sekolah-sekolah, kerja sama dengan UPT, kepala-kepala sekolah semua koordinasi untuk hayu sama-sama majukan Bojongkoneng untuk sekolah. Target saya hanya tujuh kelas kok, nggak banyak. Mudah-mudahan itu terealisasi.Sekarang sudah mau lima kelas nih, mudah-mudahan perjuangan ini membuahkan hasil,” harap Siti. (tib/els/run)