Minggu, 21 Desember 2025

Kades Kalisuren Sulap Lahan Kosong Jadi SPBU Mini

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 18:21 WIB

Berada di perbatasan Kota Depok dan Kota Bogor, warga Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, masih kesulitan mendapat bahan bakar. Melihat kebutuhan warga akan BBM dengan kualitas, takaran dan harga yang sama seperti di SPBU, Pemerintah Desa (Pemdes) Kalisuren mengajukan pendirian Pertashop kepada Pertamina. SALAH seorang warga, Indra, menyebut Jalan Desa Kalisu­ren sepanjang 11 kilometer yang menghubungkan Bojong­gede, Parung dan Depok itu sudah dua tahun dibeton melalui kucuran dana desa. “SPBU terdekat di Jalan Raya Parung lebih dari 10 kilome­ter atau mengarah ke jalan pemda berjarak 15 kilometer. Sepanjang jalan hanya ba­nyak ditemui penjual BBM eceran,” kata Indra, kemarin. Kebutuhan bahan bakar sangat krusial bagi Indra se­bagai pembudidaya ikan hias. Selain bahan bakar untuk ken­daraan, juga digunakan untuk menghidupkan mesin komp­resor angin. Meski cukup mem­bantu, keberadaan penjual BBM eceran tak bisa memu­askan seluruh masyarakat. Di antara mereka ada juga yang ingin membeli BBM jenis Per­tamax, dengan harga dan taka­ran sama seperti yang dijual di SPBU. Pasalnya, jenis BBM yang dijual pedagang eceran hanya berupa Pertalite. Tak hanya soal jenis BBM, warga lainnya, Makmur, juga kesulitan menentukan takaran saat harus membeli BBM di pedagang eceran. Mereka harus membeli Pertalite se­cara utuh, yang dijual dalam kemasan botol. Satu botol berisi kurang lebih satu liter Pertalite, dengan harga Rp10.000 per liter. “Yang me­nyulitkan itu, ketika ingin beli Rp15.000 atau Rp23.000. Kan nggak bisa. Harus seliter-seliter,” tambah Makmur. Kepala Desa Kalisuren Odih Iyas mengatakan, pengajuan pendirian Pertashop itu di­kabulkan dan menempati lahan yang disediakan pe­merintah desa setempat pada Juli 2020. Odih melihat lahan yang digunakan Pertashop masih tersisa sekitar 500 me­ter lebih. Odih pun menyulap lahan kosong menjadi rumah makan, dan menempatkan empat tenan usaha kecil UMKM binaan desa berdam­pingan dengan Petrashop Kalisuren. “Saya kalau lihat SPBU di tol rasanya nyaman. Saya juga ingin menciptakan hal itu, setidaknya para pengendara yang mampir isi bahan bakar bisa rehat seje­nak,” kata Odih. Hanya ada Pertamax yang tersedia di Pertashop, yang dijual dengan harga Rp9.000 per liter. Harga tersebut sama dengan yang berlaku di SPBU. Pada pedagang BBM eceran pun tidak merasa tersaingi karena Pertashop menjual Pertamax. Untuk saat ini, la­njut Odih, pengelolaan Per­tashop masih dilakukan pihak Pertamina. Namun, ke depan, Pertashop akan dikelola pihak desa. Pertashop Kalisuren mem­buka layanannya setiap hari mulai pukul 06:00-20:00 WIB. Ia menyebut penjualan Per­tamax di Pertashop yang me­miliki kapasitas 3.000 liter tersebut rata-rata mencapai 400 liter per hari. “Pertashop Kalisuren pun menjadi unit percontohan dari sisi konsep dan penjualan,” katanya. Unit Manager Communica­tion Relations & CSR MOR III, PT Pertamina Eko Kristiawan mengatakan, selain di Kali­suren, ada tiga Pertashop lainnya di Kabupaten Bogor. Untuk di Jawa Barat sampai saat ini sudah beroperasi 31 Pertashop. Sedangkan untuk area DKI, Jawa Barat dan Ban­ten sudah beroperasi 44 unit Petrashop. Eko mengatakan, di masa pandemi seperti ini di mana pergerakan orang dibatasi, keberadaan Pertashop men­jadi satu pilihan agar masy­arakat bisa terlayani dengan mudah. “Bisa dilihat juga dengan adanya Pertashop masyarakat tidak perlu pergi jauh dari rumah untuk menda­patkan produk Pertamina baik itu BBM, Pelumas dan Bright Gas,” tandas Eko. (bs/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X