METROPOLITAN - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Bogor meminta warga untuk berhati-hati terhadap ular di permukiman. Ia menyebut mulai Oktober hingga Desember merupakan musim penetasan telur ular. “Memang lagi musim penetasan pada Oktober sampai Desember. Hampir semua jenis ular, terutama kobra,” ujar Penyidik BKSDA Wilayah I Bogor, Sudrajat. Sudrajat menjelaskan ular-ular tersebut bisa masuk wilayah permukiman warga melalui sarang tikus yang merupakan sumber makanannya. Biasanya mereka bisa ditemukan di antara tumpukan barang-barang seperti genteng, rongsokan dan puing-puing. “Dia kan makannya tikus. Di rumah warga itu banyak (tikus, red), jadi dia juga senang di situ. Kalau ular itu banyak makanan, dia akan bertelur dan menetas di situ. Seperti di tumpukan-tumpukan barang, dia akan senang hidup di tempat itu,” jelasnya. Karena itu, Sudrajat meminta warga membersihkan lingkungan rumahnya, serta menggunakan wewangian seperti karbol dan kamper di titik di mana ular bisa bermunculan. Bukan dengan menggunakan garam. “Ada mitos yang masih melekat di masyarakat kalau ular takut garam, padahal itu mitos. Ular tidak takut garam. Dia lebih takut bebauan atau wewangian seperti karbol dan kamper, dia akan takut,” tutur Sudrajat. Ia menambahkan, jenis ular yang paling sering terlihat di permukiman warga merupakan ular kobra. Apalagi, dalam bertelur, ular kobra bisa mengeluarkan 20-30 telur. Sementara itu, untuk ular piton lebih sering terlihat di selokan atau di loteng rumah. “Kalau piton bisa ke loteng. Sering waktu itu juga di Parung ada ular yang masuk kandang ayam dan makan ayam warga. Juga di Gunungputri, Bojongkulur, banyak ditemukan piton di sungai karena habitatnya,” katanya. Sebelumnya, pada November, warga di Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, diteror puluhan ekor ular kobra. Salah seorang warga Desa Bojonggede, Rizki Maulana, menemukan 15 ekor ular kobra di rumahnya dalam kurun waktu sepekan. “Kalau di sini total 15 ekor, kobra semua. Ukurannya ular mulai dari yang kecil atau anakan hingga dewasa,” tutup Rizki. (rep/els/run)