METROPOLITAN – Limbah industri yang dibuang sembarangan masih sering terjadi tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Seperti yang dilakukan PT Kokoh Idola Menawan (KIM) di Kampung Parungdengdek, RT 01/11, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Pabrik laundry itu rupanya membuang limbah cair yang mengeluarkan bau tak sedap ke aliran Sungai Cileungsi. Limbah bekas pencucian pakaian yang menggunakan bahan kimia juga menimbulkan busa. Warga sekitar, Rohim, menuturkan, aktivitas pembuangan limbah tersebut sudah terjadi sejak awal perusahaan laundry itu berdiri. ”Iya, itu memang limbah cair dibuang PT KIM ke aliran Sungai Cileungsi. Selain bau, limbah tersebut juga membuat pencemaran lingkungan,” katanya, kemarin. Saat dikonfirmasi, Manajer PT KIM, Tono, mengatakan, cairan yang dikeluarkan biasanya sudah melalui bak kontrol, sehingga sudah tidak mengeluarkan bau seperti yang saat ini terjadi. ”Kalau limbah yang kita buang sudah disaring dulu biasanya dan tidak mengeluarkan bau,” paparnya. Tono berdalih hal itu kesalahan karyawannya yang diduga tidak mengecek bak kontrol, sehingga membuat limbah teralirkan secara langsung. ”Kayaknya ada human error kalau sampai limbah mengeluarkan bau. Soalnya biasanya limbah itu melalui bak kontrol baru keluar ke saluran pembuangan,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Kepala Desa (Kades) Wanaherang, Heri Sudewo, meminta DPRD Kabupaten Bogor mendorong dinas terkait segera menindak perusahaan yang sudah mencemari lingkungan tersebut. Ia berharap ini bisa jadi contoh bagi perusahaan di lingkungan Desa Wanaherang agar tidak menyalahi aturan yang ada. ”Bila perlu tutup kalau susah diatur. Harus ada pertanggungjawaban dari perusahaan atas kerusakan lingkungan, baik perusahaan ataupun perorangan. Jika memang merusak harus ada tindakan tegas,” tegasnya. Untuk memberikan efek jera terhadap perusahaan yang masih membandel itu tidak sulit. Asalkan semua pihak ikut terlibat mengawasi dalam menjaga lingkungan agar perusahaan tidak membuang limbah ke aliran sungai maupun lingkungan. ”Kalau ada keseriusan dan semua pihak bekerja sama mengawas, saya rasa perusahaan pun akan taat terhadap aturan. Terlebih, perusahaan jangan hanya ambil untung tapi lingkungan rusak. Masyarakat yang dirugikan di sini,” pungkasnya. (jis/els/py)