METROPOLITAN – Semrawutnya wilayah Citeureup menjadi perhatian anggota DPRD Kabupaten Bogor, Teguh Widodo. Wakil rakyat ini meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengembalikan fungsi jalan dan terminal di Citeureup. Saat ditemui di ruangannya, politisi PKS itu mengatakan, Citeureup merupakan salah satu daerah penyangga. Namun jika kondisinya semrawut seperti sekarang sungguh sangat memprihatinkan. ”Kita semua tahu sudah berapa lama persoalan Pasar Citeureup ini belum juga ada penyelesaiannya. Sampai hasil akhir kemarin rapat dengan beberapa dinas terkait belum juga ada aksi dari pemerintah di lapangan,” ujar Teguh kepada Metropolitan, belum lama ini. Menurutnya, ada lima tuntutan warga yang saat hasil mediasi dengan beberapa dinas, seperti DPUPR, DLH, Satpol PP dan Dinas Perhubungan, yang belum juga direalisasikan. Pertama, saluran air dari pembuangan pasar 1 dan 2 yang berdampak di RW 01, RW 03 dan RW 04. Saat rapat pada November, DPUPR siap membenahi drainase dari perempatan PD Pasar sampai Kanisatex. DPUPR juga akan melanjutkan masalah saluran pembuangan air yang masuk ke area lingkungan kepada pihak terkait, namun sampai saat ini belum terealisasi. ”Begitu pula persoalan alih-fungsi terminal, mengingat revitalisasi 2006/2007 di mana ada terminal namun sampai sekarang bentuknya tidak ada. Dishub saat itu berstatement jika Terminal Citeureup merupakan terminal tipe A yang kewenangannya berada di Kemenhub dan sekarang sedang dalam kajian. Lalu, Dishub siap mendukung untuk difungsikan kembali dan mereka akan membahas dalam internal Dishub yang sekarang belum terlihat action-nya,” paparnya. Tak hanya itu, masalah sampah dan limbah pasar merupakan tanggung jawab DLH. Begitu pula alih fungsi jalan yang menjadi awnuming yang mengakibatkan hilangnya fungsi jalan dan terminal di PD Pasar Tohaga. Terakhir adalah persoalan CSR yang menurut warga PD Pasar Tohaga tidak ada perhatiannya. ”Di sini pemerintah dan dinas terkait ditantang membereskan persoalan Pasar Citeureup. Harus ada tindakan tanpa melihat siapa, karena Citeureup merupakan daerah penyangga Kabupaten Bogor. Jangan sampai take line-nya Bupati Bogor yang bunyinya The City of Sport and Tourism hanya slogan semata. Sebab, Citeureup merupakan salah satu akses jalan menuju wisata di Sukamakmur dan jalur Puncak Dua,” bebernya. Menurutnya, pemerintah harus benar-benar tegas supaya terlihat marwahnya. Bertindak dan tertibkan sesuai fungsi asal tanpa harus pandang bulu. Sekalipun mereka oknum punya surat sakti, sejatinya surat itu tidak ada yang sakti jika berbenturan dengan aturan. ”Pedagang itu bukan digusur tapi digeser. Beri mereka tempat tanpa menghilangkan fungsi infrastuktur yang ada. Mari kita tertibkan bersama, jangan tutup mata dan masuk angin. Dinas terkait di sini harus bertanggung jawab,” tegasnya. Setelah bupati fokus dengan pembenahan dan pedestrian Jalan Tegar Beriman, tahun berikutnya bupati bisa fokus kepada daerah penyangga Kabupaten Bogor. ”Jadi, saat kita kedatangan tamu, daerah penyangga ini tidak semrawut dan sedap dipandang,” pungkasnya. (jis/els/py)