METROPOLITAN – Kondisi dak beton yang rembes di SDN 4 Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri, menyita perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Disdik Kabupaten Bogor, Rameni, mengaku akan melihat langsung hasil pekerjaan PT Fachry Lavoro yang menelan anggaran sekitar Rp688 juta ini. Menurut Rameni, setelah selesai masa pembangunan pasti sudah ada pertanggungjawaban, baik dari kontraktor maupun Disdik. Secara teknis, jika kerusakan itu mengelupas maka harus dilakukan perawatan oleh pihak sekolah. Proyek pembangunan sekolah itu termasuk rehabilitasi rencana bertingkat. Dak beton sudah tidak bisa dijadikan sebagai atap, sehingga mengakibatkan rembes karena terlalu lama. ”Kita selalu mengajukan percepatan pembangunan untuk rehabilitasi rencana bertingkat. Kenapa? Ya karena itu tadi, dak beton tidak bisa dijadikan atap, sehingga solusinya memang harus segera dibangun,” jelasnya, kemarin. Adapun dengan terlihatnya besi pada bangunan dak beton tersebut, lanjut Rameni, memang dirasa kurang pas. Namun kesalahan tersebut masih dalam skala tidak terlalu parah, karena besi hanya nongol pada beberapa spot dan tidak menyeluruh. Ada banyak faktor yang mengakibatkan nongolnya besi tersebut, ditambah pekerjaan sudah berjalan dua tahun. ”Cuma kita pastikan kekhawatiran ambruk itu insya Allah tidak terjadi, kecuali ada goncangan besar. Standarnya usia beton setelah 28 hari sudah dipastikan kokoh dan tidak akan berubah lagi,” ujarnya. Sejauh ini pihaknya mencoba mengajukan semua. Namun kembali ke ketersediaan anggaran. Untuk tahun ini, Disdik hanya kebagian anggaran sebesar Rp90 miliar yang dibagi menjadi tiga bagian. Nantinya banyak kegiatan yang pasti dipangkas. ”Masih banyak PR kita. Tahun ini kita mengajukan 200 RKB, tapi hanya 10 yang akan direalisasikan. Kita optimalkan sebaik mungkin. Kita lihat dan evaluasi dari 2019 ke belakang, mana yang harus disegerakan walaupun idealnya semua harus segera dibangunkan RKB,” papar Rameni. Meski begitu, untuk bangunan SDN 04 Tlajungudik yang saat ini sudah mengalami kebocoran akan ditinjau terlebih dahulu. Setelah diketahui kerusakannya, maka akan diajukan untuk perbaikannya tahun ini. ”Nanti kita akan coba tinjau dulu sejauhmana kerusakannya dan apa saja yang diperlukan. Hal itu agar saat pengajuan bisa tepat dan segera disetujui,” katanya. Sebelumnya, empat Ruang Kegiatan Belajar (RKB) SDN 04 Tlajungudik, Desa, Tlajungudik, Kecamatan Gunungputri, dalam kondisi rusak parah. Padahal, bangunan tersebut baru dikerjakan pada 2019. ”Bangunan ini dibangun pada Agustus 2019 dan selesai Desember. Enam bulan pascaserah terima bangunan mulai rembes, memang itu langsung ditanggapi kontraktornya. Tapi cuma sekadar dipoles-poles saja. Walau sudah dipoles, tetap masih rembes,” kata Kepala SDN 04 Tlajungudik, Sri Karyawati. (jis/els/py)