METROPOLITAN - Rencana pemekaran juga menjadi isu yang kian hangat di Bogor Timur (Botim). Tidak seperti di Bogor Selatan, pemekaran Bogor Timur justru mendapat penolakan keras dari Ketua Himpunan Pengusaha Bogor Timur (HPBT), Edi Rohman. Warga Cikeas itu mengatakan, saat ini pemerintah pusat belum mencabut moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB). Menurutnya, banyak hal yang harus dipikirkan untuk melakukan pemekaran. Bukan sekadar kelayakan wilayah, pendapatan daerah, jumlah penduduk, dan luas wilayah. Tetapi inisiator harus memikirkan dampak saat wilayah Botim mekar menjadi kabupaten. Salah satunya adalah dampak dalam hal administrasi yang pasti akan sangat menyulitkan masyarakat nantinya. ”Coba turut dipikirkan dampak untuk masyarakatnya. Dalam hal administrasi misalnya, ketika menjadi Kabupaten Bogor Timur otomatis surat-menyurat seperti KTP dan kawan-kawannya harus beralih alamat. Bukankah itu akan ada biaya tambahan untuk masyarakat,” paparnya kepada Metropolitan. Sebaiknya, lanjut Edi, inisiator harus memikirkan itu terlebih dahulu. Saat ini masyarakat untuk makan saja sudah sulit. Yang katanya PAD di Bogor Timur merupakan PAD terbesar di Kabupaten Bogor, tapi apakah sudah banyak fasilitas yang dirasakan warga Bogor Timur? Sebab, membuat KTP saja lama dan sulitnya minta ampun. Apalagi jika berganti Kabupaten Bogor Timur nanti. ”Bisa dijamin nggak jika perubahan kabupaten nanti masyarakat dalam mengubah administrasi bisa digratiskan, tanpa beban. Oke, mungkin untuk mereka yang beruang, tapi untuk masyarakat yang kekurangan, apakah bisa untuk mengubah surat-surat penting mereka. Yang pasti akan mengeluarkan uang yang tidak sedikit,” tegasnya. Menurutnya, sambil menunggu mekar, alangkah lebih baiknya saat ini Presidium Pemekaran Bogor Timur mendorong Pemerintah Kabupaten Bogor menambah fasilitas bagi masyarakat yang berada di ujung-ujung Kabupaten Bogor. Seperti pembuatan SIM, perpanjang STNK misalnya, buatlah lagi selter atau kepanjangan tangan dari Polres Bogor di daerah Cariu atau Jonggol untuk memudahkan warga agar tidak jauh-jauh ke Cibinong. Untuk mendapatkan nomor antrean saja, mereka harus berangkat subuh dari rumah. ”Dorong dulu pemerintah kabupaten untuk menambah fasilitas dari sekarang. Bukankah PAD dari Bogor Timur lebih besar. Warga di Tanjungsari lebih dekat akses ke Rumah Sakit Cianjur. Kenapa tidak mendorong untuk pembanguan rumah sakit lagi di Cariu misalnya, hingga akses mereka juga bisa lebih dekat,” bebernya. Ia berharap siapa pun yang memiliki pemikiran pemekaran Bogor Timur menjadi kabupaten bisa memberi penjelasan dampaknya dan baik buruknya. Menurutnya, apakah bisa menjamin kemudahan-kemudahan masyarakat dalam mengurus surat-menyurat, dan apakah bisa menjamin jika nanti mekar masyarakat miskin setelah mekar bisa jadi sejahtera, dan apakah bisa menjamin setelah mekar pengangguran bisa mudah mencari kerja. ”Jangan sampai pemekaran ini karena ada kepentingan golongan. Beri kami penjelasan. Saat ini saja janji-janji ya tinggal janji. Semuanya berkata akan begini, akan begitu. Tapi setelah jadi, malah jadinya begini. Janganlah masyarakat selalu dijadikan tumbal. Sejauh ini mekar atau tidak mekar wilayah pun masyarakat awam mah anteng-anteng saja,” pungkasnya. (jis/els/run)