METROPOLITAN – Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Adi Suwardi, meninjau bangunan Gelanggang Olahraga Masyarakat (GOM) dan SMPN 04 Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, kemarin. Politisi Partai Gerindra itu ingin melihat kondisi bangunan yang belum digunakan masyarakat lantaran terbentur akses jalan. Menurutnya, seluruh anggota dewan yang berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) II dari semua fraksi sangat menyayangkan belum adanya akses masuk ke lahan Prasarana, Sarana, Utilitas (PSU) yang saat ini sudah berdiri dua bangunan yang didambakan masyarakat Kecamatan Gunungputri sejak dulu. ”Terserah pemerintah daerah (pemda) dan dinas terkait atau para pihak ketiga dalam arti yang punya tanah tolong pemda komunikasikan. Jika memang terbentur dengan lahan, kan bisa saja para pemilik tanah menghibahkan jika sudah melakukan pendekatan,” tegas Adi Suwardi kepada Metropolitan, kemarin. Ia juga meminta jangan sampai bangunan yang menelan biaya cukup besar ini tidak maksimal, karena sarana dan prasarananya tidak lengkap seperti jalan. Hal itu yang menjadi PR dinas terkait agar segera mungkin diselesaikan dan bisa digunakan masyarakat. ”Komitmen dari awal kita fokus pembangunan berjalan dan sudah terwujud. Durasi lebih dari tiga bulan kemarin, dinas terkait menyebut masih belum ada juga untuk jalan masuk ke PSU ini. Saya minta urgensi soal akses masuk harus segera diselesaikan. Apakah itu nanti dibuka dengan cara betonisasi, sementara atau apa pun harus cepat terealisasi,” paparnya. Soal drainase, lanjut dia, menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan karena kalau berbicara drainase pasti larinya ke banjir. Banjir yang terjadi ini saat adanya hujan, kalau drainasenya tidak bagus, berarti harus diperbaiki. Jika Pemkab Bogor tidak melakukan perbaikan drainase sama saja membuang anggaran dan menjadi tidak maksimal. ”Tidak menutup kemungkinan banyak cara bagaimana memadukan antara perumahan griya, perusahaan dan GOM, gimana caranya menemukan solusi agar tak terjadi banjir. Kalau perlu bangun danau buatan, lahan kita ini sekitar 2,8 hektare masih banyak lahan yang bisa difungsikan,” paparnya. Selain itu, pihaknya juga mendorong batas wilayah PSU agar representatif dan lebih tertata, seperti membangun pagar batas wilayah antara PSU dengan permukiman warga. ”Untuk saat ini kondisi di lapangan masih blong, tidak ada batas antara permukiman warga dengan lahan PSU,” ungkapnya. Terlebih, sejak pembangunan dimulai, di mana saat musim penghujan Perumahan Griya Bukit Jaya (GBJ) serta permukiman warga mengalami banjir akibat tidak diperbaiki saluran air di sekitar PSU. ”Dari awal sudah disampaikan bahwa lokasi ini hamparan terbuka. Waktu awal pembangunan sudah terjadi banjir di perumahan GBJ serta kampung di sekitar PSU,” katanya. Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Bogor ini menekankan kepada dinas terkait agar lebih respons menanggapi persoalan yang terjadi saat ini. Jika dirasa harus ada anggaran yang diperlukan agar secepatnya diajukan. ”Kalau terus dibiarkan kemungkinan bangunan yang sudah berdiri ini tidak dapat dirasakan masyarakat. Apalagi dengan belum difungsikannya GOM dan SMPN ini akan terbengkalai. Bahkan, saat ini GOM sudah banyak coretan di bagian dindingnya,” pungkasnya. (gus/jis/els/py)