RUMPIN – Karena kesal pengelola tambang tak juga melakukan penyiraman jalan, sejumlah warga Kecamatan Rumpin kembali menggelar aksi blokir jalan. Aksi warga menutup jalan dengan batang bambu berlangsung di Jalan Tamansari. Akibatnya ratusan truk yang biasa mengangkut bahan tambang berhenti di tengah jalan, sehingga menimbulkan macet panjang.
Salah seorang warga Desa Tamansari Buntong (50) mengatakan, kalau warga sangat kesal dengan ulah pengusaha tambang, yang tak juga melakukan penyiraman jalan. Padahal jalan tersebut sudah dipenuhi debu yang sangat mengganggu warga di sepanjang jalan tersebut.
”Pengusaha tambang tidak kooperatif, padahal sudah ada kesepakatan untuk melakukan penyiraman sehari tiga kali. Jangan setelah ada demo baru disiram.” ujarnya kepada Metropolitan, kemarin.
Sementara salah seorang warga setempat yang enggan dituliskan namanya menambahkan, seharusnya para pengusaha tambang lebih mengerti, keinginan warga Rumpin. Apalagi ini soal komitmen dan kesepakatan yang pernah dibuat sebelumnya. ”Jadi jangan saat demo baru gerak, padahal keinginan kami hanya minta penyiraman jalan secara kontinyu sehari tiga kali.” ujar pria bertubuh jangkung ini dengan nada kesal.
Dia menambahkan, sejak Tim Perawatan Jalan (TPJ) bubar, kondisi jalan semakin hancur dan tidak ada perawatan atau penyiraman. Akibatnya saat musim panas, kumpulan debu pekat dan tebal jadi santapan warga setiap hari. Menurutnya, sekarang perawatan jalan diambil alih ABKI (Asosiasi Bahan Konstruksi Indonesia) yang isinya semua perusahaan tambang yang ada di wilayah Kecamatan Rumpin seperti PT Lola Laut Timur, Lotus SG, Quarindo, Tarabatu, BSM dan Holcim. ”Mereka wajib merawat jalan dari Pasirnangka, Desa Cipinang sampai ke Jalan Raya Gunungsindur. Tapi justru tidak konsisten dan tetap harus didemo baru mereka lakukan perawatan.” tuturnya.
Dari pantauan Metropolitan aksi demo warga tersebut berlangsung sekitar satu jam dimulai pukul 10:00 WIB. Aksi berhasil dihentikan setelah anggota Polsek Rumpin datang dan menemui para penutup jalan. Namun akibat aksi tersebut, Jalan Raya Cicangkal Rumpin macet total karena banyaknya kendaraan besar yang tak bisa bergerak. Kemacetan dari dua arah tak terhindarkan dan mengurai hingga dua kilometer. ”Entah sampai kapan Kecamatan Rumpin semrawut seperti ini. Jalan rusak, demo, debu dan lain-lain jadi santapan rutin.” ujar pengguna jalan asal Suradita Tanggerang, Hakim (47).
(sir/b/sal/dit)