KEMANG - Ratusan sopir angkutan kota (angkot) dan taksi konvensional mogok beroperasi dan menggelar aksi demontrasi di Kota dan Kabupaten Bogor, kemarin. Mereka menolak adanya angkutan online berbasis aplikasi. Akibatnya, sejumlah penumpang yang biasa memakai jasa angkot telantar. Untuk mengatasi banyaknya penumpang yang telantar, jajaran Satpol PP Kemang menurunkan kendaraan operasionalnya. ”Pokoknya kendaraan Satpol PP dikeluarkan. Masih kita stokkan lagi kendaraan milik anggota, mau itu mobil dan motor. Pokonya harus mengurangi penumpukan penumpang,” kata Kasi Trantib Kecamatan Kemang, Hasan Soleh.
Hasan menyebutkan, ada satu mobil patroli dan mobil milik anggota yang sudah diturunkan. Selain itu, ada juga mobil dari Polsek Kemang yang ikut diturunkan untuk mengangkut para penumpang yang telantar. ”Mobil Satpol PP dan Polsek sudah beroperasi mulai pukul 10:00 WIB tadi. Karena jam tersebut banyak siswa yang pulang dan berangkat. Saya harap demo ini tidak lama, kasian penumpang,” jelasnya.
Sejumlah kendaraan itu dibagi sesuai dengan tujuan para penumpang. Ada yang ke Kecamatan Parung, Ciseeng dan Kota Bogor. Kendaraan milik Satpol PP Kecamatan kemang itu akan terus diterjunkan sampai sopir angkot dan taksi konvensional kembali beroperasi.
Sementara itu, Desi (11) seorang siswi mengaku kesulitan mendapatkan angkot. Ia yang hendak pulang ke rumahnya dari SDN 1 Kemang masih tertahan dan belum mendapat angkutan. ”Biasanya aku naik angkot dari sekolah ke rumah. Kalau mogok kayak gini gimana,” ujarnya.
Santi, siswi salah satu sekolah SMK swasta di Kota Bogor pun mengeluhkan hal yang sama. “Iya bingung ini saya mau berangkat ke sekolah tapi angkotnya dicegat dan penumpangnya dipaksa turun. Bingung dari sini harus naik apa. Kalau naik ojek, uangnya tidak cukup saya takut,” ujarnya.
Andri, warga Semplak, Kecamatan Kemang mengaku kesal karena aksi para sopir yang berbuat semena-mena tanpa memikirkankan kepentingan warga. “Saya ini mau kerja, angkot yang saya tumpangi dicegat di tengah jalan sama para sopir lain dipaksa untuk menurunkan penumpang dan ikut demo. Kalau begini bingung ke kantor pasti telat,” pungkasnya.
(khr/b/ram)