METROPOLITAN - Sudah bukan jadi rahasia umum jika para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMK) di wilayah Ciseeng memiliki permasalahan yang sama, yakni masalah permodalan. Selain masalah permodalan, kurangnya pelatihan juga menjadi keluhan mereka saat ini. Hal itu pun diakui Camat Ciseeng, Eddi Muslihat.
Menurut Eddi, wilayah Ciseeng memiliki dua produk unggulan yaitu ikan lele dan tanaman anggrek. Olahan ikan lele itu dalam setiap kesempatan, selalu menjadi perhatian semua orang saat pameran. Pangsa pasar produk pun sudah tembus Korea. Setiap bulannya untuk produksi lele itu bisa sampai 5 hingga 10 ton.
Kemudian, untuk tanaman bunga anggrek pangsa pasarnya sudah meliputi wilayah Jabodetabek. Akan tetapi, meski tanaman bunga anggrek sudah banyak yang melirik, namun sangat disayangkan para pelaku usahanya banyak yang beralih ke usaha lain. “Ya, karena minimnya modal menjadi salah satu penyebabnya mereka beralih usaha,” kata Eddi.
Untuk itu, Eddi berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dapat memberikan bantuan kepada para pelaku UKM di Kecamatan Ciseeng. Paling tidak, dina terkait dapat memberikan motivasi berbentuk pinjaman. “Sejauh ini untuk memotivasi para pelaku UMK pihak kecamatan hanya bisa memberikan motivasi, pembinaan serta dorongan. Kita harapkan pemerintah bisa merealisasikan janjinya terkait pemberian modal pinjaman tanpa agunan kepada mereka, agar para pelaku UKM bisa meningkatkan usahanya,”
Dirinya menambahkan, memang beberapa pelatihan sudah sering diberikan dinas terkait terhadap para pelaku UKM. Seperti pelatihan management dan keahlian. Akan tetapi, untuk mengoptimalkan hasil, diharapkan dinas terkait bisa memberikan pelatihan yang lebih baik lagi. “Kami berharap pelatihan yang diberikan tidak itu-itu saja, tetapi ada pelatihan lainnya yang bisa meningkatkan usaha para pelaku UKM,” ungkapnya.(dyn/b/rez)