CISEENG - Era boleh berganti menjadi era milenial, tetapi Kampung Perigi, Desa Perigimekar, Kecamatan Ciseeng tetap mempertahankan gaya produksi tradisional. Namun tepat mampu memenuhi selera dan kualitas masyarakat modern. Seperti yang dilakukan perajin golok Betawi
Bulih. Ia merupakan pemain lama dalam dunia pandai besi, sudah lebih dari dua puluh tahun ia membangun usaha Golok Betawi, saat ini Ia adalah generasi ke empat yang meneruskan usaha dalam pembuatan golok dengan mempertahankan cara tradisional.
“Awal berdirinya 1989, saya generasi ke generasi dari uyut saya kakek dari orang tua terus ke saya. Saya generasi ke empat. Awal berdirinya saya tidak punya karyawan, saya yang megang sendiri. Lambat laun saya mempunyai dua karyawan dan sampai saat ini saya sudah mempunyai delapan belas karyawan,” ujarnya
Sementara itu, perajin lainnya Abdullah mengatakan, banyak masyarakat Kampung Parigi memilih bekerja sebagai perajin golok untuk menunjang ekonominya. Meskipun, ada juga yang lebih memilih sebagai petani dan buruh. Hampir di setiap rumah penduduk terdapat bengkel pembuatan golok, parang, arit, dan jenis lainnya. Entah dari mana dimulai, konon kemampuan pandai besi itu diturunkan dari pendahulunya. (khr/b/els)