METROPOLITAN - Sebagai wilayah yang berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kecamatan Gunungsindur menjadi salah satu tempat tinggal bagi kaum urban yang mengadu nasib di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Karenanya, Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gunungsindur yang baru dilantik pada Jumat (6/9) berupaya merangkul mereka untuk aktif berkegiatan melestarikan amaliyah Nahdliyah.
Mustasyar MWCNU Gunung Sindur Muhammad Zaim Nugroho mengatakan, MWCNU Gunungsindur lahir sebagai wadah silaturahim dan pelestarian tradisi di tengah masyarakat urban yang heterogen. Menurutnya, mereka yang pada umumnya berasal dari kampung sudah akrab dengan tradisi dan amaliyah NU, tetapi belum tergerak untuk bersatu di bawah bendera NU. Oleh karena itu, hadirnya MWCNU Gunungsindur adalah guna mempersatukan mereka baik secara pemikiran (fikrah), perbuatan (amaliyah), maupun pergerakan (harakah). Di samping itu lanjutnya, di wilayah tersebut juga muncul gerakan Islam yang mempertentangkan tradisi amaliyah yang biasa dilakukan oleh warga NU. Hal demikian juga perlu diimbangi oleh warga NU sendiri. “Dengan adanya MWCNU, Nahdliyin bisa satu barisan dalam rangka terus menyemai Islam damai ke tengah masyarakat,” kata pria asal Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat itu.
Sampai saat ini masih terdengar dan terbaca beragam suara kebencian melalui berbagai media yang berupaya merongrong tatanan sosial yang sudah terbangun dengan baik. Menurutnya, dakwah dengan kebijaksanaan dan nasihat kebaikan sebagaimana digariskan dalam Alquran kunci yang mujarab untuk menebar kebaikan dan merangkul banyak kalangan dengan berbagai macam latar belakang. Tak ayal berkatnya, tak sedikit yang berikrar mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Di kita ada beberapa yang masuk Islam,” ungkap wakil Sekretaris Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKPBNU) itu.(*/els)