bogor-utara

Di Balik Hanyutnya Jembatan Garendong Rumpin Salah Konstruksi hingga Pesan Misterius Nenek dan Abah

Senin, 9 Desember 2019 | 10:26 WIB
SIDAK: Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Daeng Nurdiana, meninjau lokasi jembatan Gerendong, kemarin.

METROPOLITAN - Anggota DPRD Kabupaten Bogor Daeng Nurdiana meninjau lokasi jembatan Gerendong Rumpin yang hanyut terbawa banjir di Sungai Cisadane. Diduga jembatan hanyut karena ada salah konstruksi. Menurut Daeng Nurdiana, pihak kontraktor tidak memperhitungkan titik maksimal air Sungai Cisadane saat banjir. Akibatnya jembatan ikut terbawa air saat banjir.

Sebelumnya jembatan Gerandong Rumpin hanyut terbawa banjir. Jembatan senilai Rp14 miliar ini hilang tak berbekas sehingga harus dibangun kembali. Ambruknya proyek jembatan di Desa Kampung Sawah pun menyimpan cerita misteri.

Penuturan warga, sempat ada seorang nenek yang dipercaya adalah penunggu jembatan yang mengingatkan para pekerja agar waspada.

Masyarakat sekitar memang mempercayai adanya sosok gaib berupa pasangan kakek dan nenek penunggu jembatan di atas Sungai Cisadane tersebut. Salah seorang warga sekitar, Bedi (23) menuturkan, sebelum kejadian, sosok nenek yang dianggap penunggu sempat mendatangi pekerja dan sejumlah warga. Sang nenek berpesan singkat, intinya agar semua selalu waspada.

“Warga di sini memang sudah tidak asing sama si abah dan nenek (penunggu jembatan, red). Dia yang suka ngingetin pekerja dan warga,” kata Bedi.

Kondisi proyek pembangunan Jembatan Garendong yang sudah mencapai setengahnya. Setelah diterjang banjir, proyek tersebut hanyut terbawa air. Hal senada diungkapkan Saidi (45). Menurutnya, Jumat sore sebelum ambruk, sang nenek sempat menampakkan diri. Banyak warga yang menyebut sang nenek mendatangi sejumlah warga dan pekerja.

“Nenek itu cuma mengingatkan agar berhati-hati. Nah pas malamnya jembatan itu hanyut disapu Kali Cisadane,” ungkap Saidi.

Usai banjir menerjang, dirinya juga mengaku sejumlah warga ‘kesambet’ atau bisa disebut kerasukan. Sosok yang merasuki warga dipercaya adalah penunggu Jembatan Garendong.

“Malamnya habis banjir bikin ambruk jembatan, ada warga yang kesambet penunggu jembatan,” katanya.

Saidi menceritakan, banjir sendiri datang secara bertahap. Pertama sekitar pukul 18.00 WIB. Banjir kedua datang sekitar Pukul 20.00 WIB. Saat itu, banjir baru merendam sebagian tiang besi pembangunan jembatan yang baru setengah terpasang.

Terakhir, malam hari sekitar pukul 22.00, banjir dengan gelombang cukup besar tiba. Warga bahkan mendengar suara gemuruh yang kemudian menghantam proyek jembatan. Akibatnya, seluruh bagian jembatan penghubung 2 kecamatan itu hanyut terbawa air.

“Nah air itu datang gemuruh kencang sekitar jam 10 malam. Langsung menghantam besi jembatan hingga terbawa arus,” terang Saidi. (mul/b/fin/els)

Tags

Terkini