bogor-utara

Pemuda Bojonggede Keluhkan Pembebasan Napi

Senin, 27 April 2020 | 11:04 WIB

METROPOLITAN - Kasus kriminal selama pandemi co­rona, seperti pencurian motor, penjambretan dan pembega­lan dirasakan masyarakat lebih sering terjadi. Hal ini pun menjadi perhatian pemuda Bojonggede, Fauzan. Menurutnya, publik bertanya apakah kenaikan kriminalitas disebabkan pandemi corona yang telah menyebabkan ba­nyak orang kehilangan peker­jaannya atau dilepaskannya narapidana (napi). ”Masyara­kat merasa khawatir dan me­nilai keputusan pembebasan napi merupakan kebijakan yang salah. Kok tiba-tiba bisa dibebaskan, ini kan tidak ma­suk akal. Harusnya bisa dice­gah virus masuk dari luar. Jadi saya rasa, ini kebijakan yang salah,” kata Fauzan. Tak hanya itu, sambung Fau­zan, di lapas tentu sudah me­nerapkan physical distancing dari masyarakat luar sebelum wabah corona menyebar. “Saya khawatir di tengah gejolak ekonomi yang tidak stabil, otomatis akan banyak pula jumlah dan narapidana yang bebas. Ini tentu akan menam­bah jumlah pengangguran,” ujarnya. Sementara itu, warga lainnya, Andriani, kurang sependapat dengan kebijakan membebas­kan napi di tengah masa pan­demi corona, meskipun bebas melalui asimilasi dan inte­grasi. ”Ini pemikiran yang salah. Seharusnya di luar yang dilarang masuk supaya tidak menyebarkan virus di dalam,” katanya. Ia mengaku khawatir jika para napi bebas dan kembali berkumpul di tengah masy­arakat, bisa saja mereka men­gulangi perbuatannya. “Kalau yang di dalam malah dikelu­arkan, maka yang tersebar bukan cuma virus corona, tapi juga ’penyakit’ lain, se­perti maling, narkoba dan lainnya,” ujarnya. Di Kalisuren, sambung dia, satu motor lenyap di depan minimarket. ”Dalam hitungan detik motor lenyap dan pela­ku melarikan diri. Itu terlihat dari CCTV,” pungkasnya. (khr/b/els/py)

Tags

Terkini