Senin, 22 Desember 2025

Publik Gempar! Fidya Kamalinda Muncul Satu Dekade Menghilang Tanpa Jejak

- Kamis, 13 Maret 2025 | 15:36 WIB
tlet Taekwondo Indonesia, Fidya Kamalinda yang menghilang selama satu dekade.
tlet Taekwondo Indonesia, Fidya Kamalinda yang menghilang selama satu dekade.

METROPOLITAN.ID - Atlet Taekwondo asal Bandung, Fidya Kamalinda, yang sempat dikabarkan menghilang sejak tahun 2015, tiba-tiba muncul ke publik dan memberikan klarifikasi.

Orang tuanya, Hindarto dan Khodijah, sempat melaporkan kehilangan Fidya sepuluh tahun lalu, dan selama ini, banyak spekulasi beredar mengenai keberadaannya.

Namun, dalam sebuah unggahan di akun Instagram @ryukijanessa, Fidya akhirnya memecah kebisuannya dan mengungkapkan alasan sebenarnya di balik kepergiannya selama satu dekade.

Baca Juga: Pemprov DKI Perketat Pengawasan MinyaKita di Jakarta, Ini Hasil Temuan di Lapangan

Dalam video yang diunggah, Fidya memulai dengan memperkenalkan dirinya dan menunjukkan KTP sebagai bukti identitasnya.

Ia dengan tegas membantah, dirinya diculik seperti yang selama ini dikabarkan. Kata dia, kepergiannya adalah keputusan yang diambil secara sadar karena ia sudah tidak tahan dengan tekanan dari keluarganya, terutama sang ayah.

Fidya mengungkapkan bahwa ia telah mengalami berbagai bentuk tekanan sejak kecil. Bahkan, sejak usia lima tahun, ia sering mendapatkan perlakuan kasar dan kekerasan fisik dari ayahnya.

Baca Juga: Polisi Ciduk Belasan Anggota Geng Motor di Bogor, Diamankan saat Konvoi di Jalanan

Dia tak memahami alasan di balik perlakuan tersebut, namun hal itu terus berlanjut seiring pertumbuhannya.

Selain itu, Fidya juga mengungkapkan bahwa sang ayah sering kali melakukan praktik spiritual sebelum dirinya bertanding dalam kejuaraan Taekwondo.

Setiap kali akan bertanding, diriniya harus dipaksa untuk melakukan ritual tertentu, seperti mandi bunga dan meminum air doa dari seorang dukun.

Baca Juga: ZTE Resmi Merilis Smartphone Gaming Nubia Neo 3 5G dengan Harga Terjangkau, Ini Spesifikasi yang Ditawarkan

Puncak dari penderitaannya terjadi saat dirinya kalah dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2014. Kekalahan itu berujung pada tekanan fisik dan verbal yang semakin menjadi-jadi dari keluarganya.

Sebaliknya, jika Fidya menang dalam pertandingan, ia tidak mendapatkan apresiasi ataupun hadiah sepeser pun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X