“Itu sebabnya Innalillahi wa innailaihi rajiun, kita juga akan kembali, kita akan bertemu di sana,” tambah Quraish.
Baca Juga: Harkitnas 2025, Ketua DPRD Bogor Ajak Kaum Muda Bangkit dan Bangun Daerah
Meski demikian, Quraish menegaskan bahwa kesedihan atas kehilangan adalah hal yang wajar, bahkan dialami Nabi Muhammad SAW saat putranya wafat.
“Jadi bukan berarti kita dilarang sedih, tidak bisa dilarang. Nabi pun waktu anaknya meninggal menangis,” tuturnya.
Bahkan, ia menyebut kematian sebagai sebuah anugerah dan meminta sang putri untuk tidak terlalu larut dalam duka bila kelak ia wafat.
“Kematian itu nikmat, jadi jangan sedih kalau suatu waktu abi meninggal tidak usah terlalu sedih,” katanya.
Baca Juga: Ingin Liburan Tenang? Ini Deretan Hotel di Trawas dengan Pemandangan Indah
Mendengar hal itu, Najwa tampak tak kuasa menahan tangis. Ia mengalihkan pembicaraan dan meminta agar topik tersebut tidak dilanjutkan.
“Aduh Nana enggak mau ngomongin,” ucapnya lirih.
Namun sang ayah tetap tenang dan mencoba menenangkan.
“Ya harus begitu,” jawabnya.
“Nggak, abi nggak boleh ngomong begitu,” Najwa merespons.
“Harus tahu itu, harus tahu,” ujar Quraish Shihab lagi.
Tangis pun tak terbendung, hingga Najwa ingin segera menutup percakapan tersebut.
“Ah, Abi ngomong gitu, ini Nana udah mau nangis,” katanya sambil mengusap matanya.
