METROPOLITAN.ID - Sineas sekaligus aktor dan sutradara, Ernest Prakasa, turut menyuarakan penolakannya terhadap Revisi Undang Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) yang tengah menuai kontroversi.
Melalui unggahan di media sosial, Ernest mengungkapkan kekhawatirannya atas potensi kembalinya keterlibatan militer dalam jabatan sipil.
Ia sendiri mengungkapkan, pernah mengalaminya di masa lalu dan membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat.
Baca Juga: HP Nyebur ke Got di Pakansari, Lagi-lagi Damkar Jadi Pahlawan
"Saya pernah ada di sana. Saya tidak ingin kembali lagi #TolakRUUTNI," tulis Ernest dalam akun media sosialnya pada Senin, 17 Maret 2025.
Unggahan tersebut langsung mendapat banyak respons dari netizen yang memiliki pandangan serupa.
Banyak yang turut mengungkapkan pengalaman buruk mereka terkait masa ketika dwifungsi ABRI masih berlaku, sebelum akhirnya dihapus pada era reformasi tahun 1998.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Mesin ATM di Cileungsi Dibobol Maling Pakai Alat Las
Dwifungsi ABRI adalah konsep yang dulu memberi peran ganda kepada militer, yakni sebagai alat pertahanan negara sekaligus sebagai pengelola pemerintahan.
Akibatnya, banyak jabatan sipil yang diisi oleh pejabat dari kalangan militer sehingga menimbulkan berbagai permasalahan.
Kini, munculnya revisi UU TNI yang berpotensi mengembalikan keterlibatan militer dalam jabatan sipil menimbulkan kekhawatiran besar di masyarakat.
Banyak pihak, termasuk akademisi, aktivis, hingga figur publik seperti Ernest Prakasa, menilai bahwa langkah ini bisa menjadi kemunduran demokrasi di Indonesia.
Komisi I DPR RI menggelar rapat panitia kerja (panja) untuk membahas RUU TNI secara tertutup pada Jumat (14/3/2025) dan Sabtu (15/3/2025) di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta.