Singkat kata kami pun mengontrak rumah, dan selama di kontrakan saya sedikit cuek ke istri karena saya masih terbayang sakit hati istri selingkuh dengan mantannya. Walaupun saya belum bisa membuktikan secara benar.
BENAR saja selang dua minggu setelah mengontrak semua terungkap, saya menemukan bukti yang lebih kuat. Dan istri pun mengakui kalau ia sempat ketemu dan main ke pemandian air panas dengan mantannya itu. Hati saya hancur mendengarnya. Dan tidak tau harus berkata apa. Istri saya pun meminta maaf dengan cuek, tanpa sujud dan memelas kepada saya.
Keesokan harinya saya serasa kosong hidup saya entah mau kemana tujuan hidup saya. Dan selang 4 hari dari situ kami bertengkar karena masalah sepele. Dan istri saya pergi dari rumah dan kembali ke rumah orang tuanya. Dan yang pedihnya lagi mertua saya ikut menjemput dan membawa barang istri saya ketika kami bertengkar. Padahal mengontrak rumah adalah syarat utama dari saya untuk rujuk.
Selang beberapa hari istri minta rujuk dan meminta saya untuk kembali ke rumah mertua. Tapi saya menolak dan bersikukuh untuk tinggal di kontrakan. Mertua saya melarang istri saya mengontrak rumah dengan alasan istri saya hamil. Pertanyaan saya apakah istri hamil tidak akan bisa hidup dikontrakan?
Padahal saya sudah menjelaskan dari awal saya mengontrak hanya beberapa bulan saja. Ketika usia kandungan istri sudah tua, saya akan kembali ke rumah mertua. Padahal ini baru 5 bulan tapi sudah dilarang mengontrak, apalagi kami baru 3 minggu tinggal dikontrakan.
Dan lebih parahnya lagi. Untuk kasus perselingkuhan istri saya. Saya kirimkan bukti kalau istri saya kemarin benar selingkuh. Tapi keluarganya tetap membelanya, dan berkata “Kesalahan yang lalu tidak perlu di ungkit-ungkit,” sakit hati saya mndengarnya.
Seakan kesalahan itu sepele. Padahal istri saya sendiri tidak mengakui perselingkuhannya kemarin dan baru terungkap sekarang. Saya tidak tau apakah mereka berzina atau tidak. Karena saya tidak menanyakannya. Karena saya tidak kuat menahan sakit hati ini.
Akhrinya saya dan keluarga berunding dengan smua masalah yang terjadi. Setelah 3 minggu pisah ranjang yang kedua. Dan saya dan mertua tidak menemui titik terang. Sementara istri sudah hamil 6 bulan. Akhirnya saya dan keluarga mengembalikan istri kepada orang tuanya. Walaupun kenyataannya saya yang ditinggal istri.