Atas itu, jajaran Forkopimda Kota Bogor memutuskan akan merubah kembali opsi penerapan rekayasa lalulintas selama Jembatan Otista ditutup. Yakni, dengan memberlakukan kembali sistem dua arah di seputar SSA Kota Bogor, alias menghapus program SSA di Kota Bogor.
"Kami mendengar betul masukan dari warga, kami mengevaluasi, karena itu malam ini kami sampaikan kepada warga bahwa akan diberlakukan opsi rekayasa lalu lintas dengan memberlakukan dua arah di beberapa titik SSA," kata Bima Arya.
"Jadi besok jam 21:00 WIB skenario ini akan berjalan, dan mulai malam ini sampai besok kami akan siapkan sarana dan prasarananya terkait dengan water barrier, dan ada juga penghilangan separator serta lampu lalulintas di daerah Kapten Muslihat," sambung dia.
Sehingga, dilanjutkan Bima Arya, dengan skenario baru ini, nantinya Jalan Jalak Harupat hingga Jalan Djuanda akan kembali menjadi dua arah.
"Jadi pada intinya, skenario dua arah akan banyak menekankan perputaran menekuk ke kiri. Secara detail konsep baru ini akan kita sebarkan mulai malam ini juga, agar warga bisa memahami dan menyesuaikan," ucap Bima Arya.
"Ini adalah jawaban kami, atas aspirasi dari warga untuk di berlakukan kembali dua arah, setelah melalui berbagai kajian. Namun tentu konsep ini pun akan terus kita analisa di lapangan terkait pelaksanaannya dan akan terus kami sempurna kan. Jadi inti nya pertimbangan kami adalah untuk menyingkat waktu tempuh, untuk mengurangi dampak ekonomi dan untuk menggerakkan kembali roda ekonomi dan lain-lain," lanjut dia.
Meski begitu, ditambahkan Bima Arya, sangat mungkin pada pelaksanaan rekayasa lalulintas yang baru ini ada penyesuaian yang dilakukan.
"Sangat mungkin pada pelaksanaan ada penyesuaian, tetapi kita pastikan semaksimal mungkin akan kita tempatkan petugas di lapangan untuk mensosialisasikan dan mengawal program ini," tandas Bima Arya. (rez)