metro-bogor

Pembongkaran Manual Tol BORR Bikin Bahaya

Jumat, 26 Juli 2019 | 10:49 WIB
BONGKAR: Beton coran tiang tol BORR yang ambruk beberapa waktu lalu kini mulai dibongkar dan arus lalu lintas kembali dua jalur.

METROPOLITAN - Meskipun pembongkaran beton coran Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) yang ambruk pada Rabu (10/7) belum ram­pung, PT Marga Sarana Jabar (MSJ) memutuskan untuk kembali melanjutkan proyek Rp1,165 triliun itu. Satu segmen beton di median jalan yang kini dibongkar manual oleh tukang malah terlihat mem­bahayakan pengendara di bawahnya yang kini sudah dua arah kembali.

General Affair PT Pembangu­nan Perumahan (PP), Suryo, mengklaim pekerjaan sudah dimulai kembali. Pembong­karan yang memakan tiga segmen, kini tinggal meny­elesaikan satu segmen di tengah, sehingga tak perlu rekayasa kontra flow lalu lin­tas di bawahnya. “Sudah mu­lai pekerjaan,” ucapnya.

Ia seakan menyalahkan per­tanyaan warga yang ingin lalu lintas kembali normal pasca ambruknya beton P109 di depan Perumahan Taman­sari Persada itu. Padahal, seharusnya itu sudah men­jadi tanggung jawab PT PP sebagai kontraktor yang dit­unjuk PT MSJ sebagai pemi­lik proyek.

“Kemarin kita di­kejar-kejar, kapan mau di­buka dua jalur. Giliran sudah dibuka dengan berbagai macam pertimbangan mun­cul pertanyaan,” ketusnya.

Namun, Suryo enggan me­nanggapi kemungkinan ada­nya investigasi dari pihak berwajib, seperti kepolisian, alih-alih hanya investigasi yang dilakukan Komite Kese­lamatan Konstruksi (K2) dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ra­kyat (PUPR).

“No komen itu,” singkatnya.

Persoalan tak sampai di situ. Pembongkaran beton coran yang tersisa kini masih jadi Pekerjaan Rumah (PR) PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai kontraktor dari pemilik proyek, PT Marga Sarana Jabar (MSJ).

Beton menganga di tengah jalan justru terlihat memba­hayakan pengendara karena jaraknya sangat dekat dengan jalur jalan di bawahnya. Belum lagi sisa bongkaran yang ter­lihat amburadul. Namun, PT MSJ keukeuh membuka kem­bali jalur normal dan mela­njutkan pembangunan sem­bari menerapkan rekomen­dasi dari Komite Keselamatan Konstruksi (K2) Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru­mahan Rakyat (PUPR).

Hal itu juga disayangkan Ketua PK Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tanahsareal, Rudi Zaenudin. Ia menyebut langkah PT MSJ kembali membuka jalur men­jadi normal, setelah sebelum­nya menerapkan kontraflow, bermaksud untuk mengurai kemacetan di jalan tersebut.

Namun ketika PT MSJ tidak memperhatikan aspek kese­lamatan jalan, salah satunya belum rampungnya pembong­karan reruntuhan. Ia juga melihat langsung kondisi coran yang membahayakan pengendara karena bersebe­lahan langsung.

”Itu harus selesai dulu oleh PT PP selaku kontraktor yang ditunjuk pemilik proyek. Bu­kan beri jalan kedua jalur, tapi membahayakan ken­daraan. Jangan sampai keja­dian dua kali, segera ini dit­indak lanjut. Jujur, melihat itu sangat membahayakan pengendara,” ungkapnya.

Selain itu, sambung dia, kaitan runtuhnya beton coran pada Rabu kala itu yang di­duga karena kelalaian kerja dan dugaan pengurangan spesifikasi oleh kontraktor harus ditindaklanjuti penyidik dan kepolisian.

”Apa dalam pekerjaan itu ada dugaan pengurangan spek oleh PT PP sampai bisa run­tuh. Ini disayangkan apabila itu terjadi. Bisa saja tiap-tiap tiang itu ada pengurangan spek. Sesuai nggak dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB),” katanya.

Lewat dari target pembong­karan, jalur kedua arah kem­bali normal karena tinggal menyisakan satu dari total tiga segmen yang harus di­bongkar. Sejak awal kejadian, PT MSJ mendesak PT PP un­tuk menyelesaikan pembong­karan Kamis (18/7).

Halaman:

Tags

Terkini