Dengan besarnya manfaat yang dirasakan, maka dengan sendirinya akan memunculkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti program KB yang kini berkembang menjadi pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Banggakencana).
Untuk mewujudkan hal tersebut, BKKBN harus menyentuh masyarakat bawah atau perkampungan.
BKKBN tidak cukup menggelorakan program di level kabupaten dan kota atau kecamatan.
Sementara itu, Kepala BKKBN Jawa Bara, Kusmana yang akrab dipanggil Uung berjanji untuk melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan pendahulunya serta memiliki penilaian yang sama dengan Wagub Uu tentang pentingnya keterlibatan para kiai, ajengan, dan ulama menyukseskan program Banggakencana.
Terlebih Jabar merupakan provinsi dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia.
Sehingga, kolaborasi dengan pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya menjadi sebuah keniscayaan.
“Jabar adalah provinsi yang memberikan kontribusi luar biasa terhadap keberhasilan nasional. Itu amanat Pak Wagub menekankan bahwa hal yang sudah ditata oleh pendahulu saya Pak Teguh akan dikembangkan dan dilanjutkan. Jabar menjadi salah satu penentu keberhasilan program Banggakencana di tingkat nasional. Keberhasilan dalam membangun Jawa Barat akan kontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan nasional,”katanya
Untuk mewujudkan keberhasilan tersebut, Uung menegaskan pentingnya penataan secara menyeluruh.
Dan, pembangunan keluarga atau Banggakencana pada umumnya beperan sebagai hulu.
Keberhasilan sebuah pembangunan sanat ditentukan oleh hulu, bukan tengah atau hilir.
Sementara itu, jauh sebelum pulang kampung ke Jawa Barat, Uung cukup lama malang-melintang di dunia advokasi dan kehumasan.
Ini tercermin dari dua jabatan Uung di BKKBN Pusat sebelum terbang ke Kalimantan Barat.
Yakni, Kepala Bagian Humas BKKBN Pusat dan Kepala Sub Direktorat Advokasi dan Pencitraan di lembaga yang sama.
Uung dikenal sebagai salah satu kreator dari kampanye-kampanye keatif BKKBN dalam beberapa tahun terakhir.(ar/yok)