Psikolog Nasional Seto Mulyadi atau biasa disebut Kak Seto, bertandang ke Gedung Kemuning Gading, Kota Bogor, kemarin. Kunjungannya kali ini merupakan bagian dari Road Show Parents Gathering with Kak Seto yang bekerja sama dengan Jawa Pos
Acara itu dihadiri ribuan peserta yang terdiri dari guru PAUD, TK dan SD se-Kota Bogor yang antusias dengan kehadiran dari Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) tersebut.
Sebelum Kak Seto naik panggung, ditampilkan terlebih dahulu video tentang berita kekerasan seksual terhadap anak. Tidak sampai lima menit setelah video selesai diputar, Kak Seto memaparkan seminarnya dengan menggunakan media presentasi Power Point yang menampilkan gambar kartun.
Melalui gambar, Kak Seto menjelaskan cara orang tua atau guru mengajarkan anak untuk percaya pada perasaannya. Yakni tidak membiarkan anak memakai pakaian minim, menutup kamar, menahan pandangan dan menjaga kemaluannya. “Ajari anak juga untuk jujur dan terbuka kepada orang tua. Saat ada yang mengajak pergi dari orang yang tidak dikenal, ajarkan berkata tidak,” ujar bapak kelahiran Klaten ini.
Masih menggunakan media visual, Kak Seto memberi pemahaman ke seluruh audiensi yang hampir semuanya merupakan orang tua, yakni pada dasarnya semua anak merupakan anak yang cerdas pada bidangnya masing-masing. Berilah hak bermain bagi anak-anak, jangan sampai anak malah menganggap sekolah seperti penjara dan berakibat pada fobia sekolah. “Menciptakan sekolah ramah anak. Sebab dengan sistem pendidikan yang tepat, dapat mengembangkan karakter anak,” katanya.
Menurut Kak Seto, belajar efektif adalah belajar dalam suasana gembira. Orang tua ataupun guru bisa mengajarkan anak lewat lagu sederhana ciptaan sendiri. Seperti jika anak sulit memahami pelajaran matematika, maka diajarkan dengan cara kreatif lewat gambar dan bentuk. Bukan malah membentak anak, apalagi sampai memukul karena itu sudah bagian dari kekerasan pada anak. “Hukuman bagi yang melakukan kekerasan pada anak, yakni kurungan penjaranya tiga tahun enam bulan,” terangnya.
Dalam pemaparannya, Kak Seto pun mengajak orang tua bernyanyi dan meregangkan badan dengan sedikit senam ringan. Dari sini Alumni Universitas Indonesia itu mengajak orang tua menyadari bahwa dunia anak merupakan dunia bermain dan mereka merupakan peniru terbaik. Saat ini Intelligence Quotient (IQ) bukan segalanya, melainkan Creativity Quotient (CQ). “Kunci sukses menghadapi anak juga yakni dengan pengajaran kreatif karena anak ibarat bunga yang beragam. Mereka unik dan autentik serta orang tua harus jadi idola bagi putra-putrinya,” imbuhnya.
Sementara itu, Walikota Bogor Bima Arya mengatakan, pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini semata-mata untuk membangun keluarga sejahtera karena surga dunia berawal dari keluarga. Seperti pembangunan taman yang diperuntukan bagi keluarga Kota Bogor bermain dan menghabiskan waktunya bersama anak. “Banyaknya angka perceraian di Kota Bogor, salah satu penyebabnya juga karena kurangnya quality time bersama keluarga. Maka, orang tua jangan pernah bosan introspeksi dan evaluasi diri juga anak-anaknya,” pungkas Bima.
(*/ram/run)