Senin, 22 Desember 2025

Langka, Harga Cabai Rawit Bikin ‘Menjerit’

- Sabtu, 24 Desember 2016 | 09:10 WIB

BOGOR - Memasuki penghujung akhir tahun, harga sembilan bahan pokok (sembako) mulai merangsek naik. Cabai menjadi salah satu bahan pangan yang mengalami kenaikan cukup tinggi dan mem­buat pembeli ‘menjerit’. Di Kota Bogor, harga cabai rawit merah di pasar tradi­sional tembus diangka Rp85 ribu per kilo­gram (kg). Harga terse­but naik dari harga normal yang biasanya di kisaran Rp75 ribu per kg.

Pedagang di Pasar Induk Warung Jambu, Ivan (32) mengatakan, kenaikan yang paling dirasa ma­syarakat adalah komo­diti cabai. Sebab, stok yang dimiliki pedagang sangat terbatas. “Seperti cabai rawit merah itu sangat se­dikit dan hanya bebe­rapa peda­gang yang menjualnya. Memang dari, petaninya yang ngorder dikit,” kata dia saat ditemui Metro politan di lapaknya kemarin.­

Menurut Ivan, kenaikan har­ga cabai disebabkan banyaknya petani yang mengalami gagal panen. Sehingga, stok bahan baku menjadi berkurang. “Se­benarnya bukan karena men­jelang Natal atau tahun baru, faktor cuaca (hujan) juga ber­pengaruh. Makanya wajar ka­lau setiap hari harganya sema­kin naik,” ucapnya.

Ivan menuturkan, harga be­berapa bahan pangan yang naik cukup signifikan di anta­ranya cabai merah yang biasanya hanya Rp60 ribu naik menjadi Rp65 ribu, kemudian cabai rawit hijau dari Rp50 ribu men­jadi Rp60 ribu, bawang merah dari Rp25 ribu jadi Rp30 ribu dan bawang putih dari Rp25 ribu jadi Rp38 ribu. “Bukan hanya cabai, sayuran pun naik kisaran dari Rp2 ribu sampai Rp10 ribu. Belum lagi pas tahun baru nanti, kemungkinan bisa akan semakin mahal,” bebernya.

Hal senada disampaikan pe­dagang di Pasar Dewi Sartika, Deni (35). Deni pun membe­narkan jika kenaikan harga yang paling menonjol ada di cabai rawit. “Sebenarnya naik turun sih harganya. Kayak kemarin saja cuma Rp80 ribu, sekarang Rp70 ribu. Tapi itu juga jarang-jarang kirimnya,” kata Deni.

Kelangkaan ini tentunya mem­buat pedagang seperti meru­gi. Sebab, dengan kurangnya pasokan, tak menutup kemun­gkinan mengurangi jumlah langganannya. “Susah juga sih nyari barangnya. Mulai langka dan belum lagi pengirimannya suka terlambat. Kami sih ber­harap pemerintah bisa men­stabilkannya,” harapnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Perdagangan Disperin­dag Kota Bogor Mangahit Si­naga tak memungkiri adanya kenaikan harga pada komo­diti cabai dan sayuran di pasar tradisional. Menurut Mangahit, kenaikan itu terjadi akibat stok yang semakin menipis dibarengi cuaca yang tak mendukung. Sehingga menyebabkan ke­rusakan tanaman. “Yang naik signifikan adalah cabai, sayur kol, kentang dan bawang. Penyebabnya karena musim hujan, jadi petani banyak yang sulit panen,” kata Mangahit.

Kendati demikian, sambung Mangahit, Pemerintah Kota Bogor dalam hal ini Disperindag akan menjamin stok di pasar tradisional. “Kita terus pantau agar stok tetap stabil. Tetapi perlu diingat pedagang, ide­alnya kenaikan harga itu di angka sekitar 2,8 persen. Kalau lebih dari sepuluh persen kita akan gelar operasi pasar untuk mengedrop bahan baku dan tak menutup kemungkinan dapat menjatuhkan harga pa­sar tersebut,” tutup dia.

(rez/b/ram/wan)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Terkini

X