Sejak dilantik Walikota Bogor Bima Arya September 2016 lalu, Lurah Sempur Rena Da Frina jadi perhatian. Lurah wanita termuda di Kota Bogor ini memiliki hobi lain dari biasanya. Di tengah kesibukannya melayani warga Kelurahan Sempur, Rena ternyata seorang penikmat kopi sejati.
LURAH cantik ini bisa menghabiskan tiga sampai empat gelas kopi dalam sehari lho. Jika ada waktu luang, Rena akan menyempatkan diri untuk meminum kopi di coffee shop. Namun jika tidak sempat ia akan membuat kopi instan sendiri di rumah atau di kantornya. Ibu dua anak ini juga ternyata menyediakan banyak jenis kopi di kantor kelurahannya. Sedikitnya, ada tiga kantung plastik berukuran besar berisi berbagai jenis kopi instan. Di antaranya kopi ginseng, kopi liong dan kopi susu.
Namun, meski gemar meminum kopi Rena mengaku tidak menyukai jenis kopi hitam atau kopi pahit. Menjabat sebagai Lurah Sempur tidak membuat wanita cantik ini lemah gemulai. Wilayah yang dipimpin oleh Rena Da Frina ini berada di pusat Kota Bogor. Ada 32 RT dan tujuh RW yang dipimpin Rena. Rena yang baru tiga bulan lalu menjadi lurah itu sudah memiliki segudang pengalaman. Itu semua tentu tidak didapat dengan hanya duduk di dalam ruangan. ”Gimana mau kenalan sama warga kalau tidak berkeliling, saya alhamdulillah sudah banyak yang kenal malah banyak yang akrab,” kata Rena.
Meski pernah tersesat di wilayah kepemimpinannya sendiri, Rena meyakini dengan blusukan ke setiap sudut wilayah bisa mengetahui persoalan yang mesti dia selesaikan. Kebutuhan warganya pun jadi lebih terpantau. ”Jadi bukan katanya, tapi bisa dilihat secara langsung,” ujar ibu dua anak ini.
Aksi blusukan yang sering ia lakukan dianggap sebagai pengganti olahraga. Wajar saja, Lurah Rena juga getol datang ke gym sebelum menjadi pejabat wilayah. ”Sudah tidak sempat nge-gym lagi, cuma kan penggantinya yah ini, keliling ke wilayah kenalan sama warga,” ujarnya.
Kegiatan blusukan yang ia lakukan bukan tanpa hasil. Selain berkenalan dengan warga, Rena juga sigap ketika melihat sebuah kesalahan. Contohnya tadi pagi, Rena melihat sejumlah lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di wilayahnya. Tak mau pikir panjang, menganggap itu tak sesuai dengan aturan yang berlaku, Rena menginstruksikan pegawainya untuk segera bertindak. ”Ini sudah tiga kali saya ingatkan, tapi masih begitu semua,” katanya.
Hal tersebut bukan kali pertama Rena bersikap tegas. Sebelumnya bahkan Rena sampai disatroni pedagang. ”Selama masih benar saya berani, pernah waktu itu gara-gara saya bongkar ada yang datang ke kantor marah-marah, tapi prinsip saya selama kita tidak menerima apapun dan apa yang kita lakukan benar, terus saja maju,” pungkasnya.
(nov/els/dit)