METROPOLITAN – Kurang dari seminggu diresmikan, pedestrian seputaran Kebun Raya Bogor malah dipakai jualan. Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) tampak asyik menunggu pejalan kaki yang berminat membeli dagangannya. Padahal, pedestrian sudah dipasang tiang besi namun para PKL tersebut masih bisa masuk ke pedestrian tersebut.
Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman mengatakan, perekonomian negara yang semrawut berdampak kepada setiap daerah termasuk Kota Bogor. Banyak masyarakat yang ingin berbisnis dengan modal sedikit sehingga memilih jadi PKL. Sebab, hanya dengan gerobak mereka mendapatkan keuntungan yang besar. “Kalau untuk berbisnis dan membuka kios modalnya cukup banyak, namun dengan modal hanya barang dagangan dan gerobak mereka bisa mendapatkan untung yang banyak. Apa lagi mereka ini tidak membayar pajak,” ujarnya kepada Metropolitan. Memang ada pilihan untuk menghilangkan para PKL di Kota Bogor ini, mulai dari melakukan relokasi, pembinaan dan penertiban. Menurut Usmar, hal tersebut sudah dilakukan semua oleh Pemkot Bogor namun para PKL tersebut kembali ada di tempat ramai yang dilewati orang. “Jika semuanya sudah dilakukan, tinggal pengawasan Satpol PP seperti apa. Jangan sampai seperti di Jalan Dewi Sartika karena lemahnya pengawasan jumlah PKL-nya terus bertambah,” terangnya. Selain itu Satpol pun dituntut untuk memanfaatkan teknologi dalam menjalankan tugasnya, agar segala permasalahan yang ada bisa diselesaikan, mulai dari memasang CCTV di sudut-sudut yang rawan berkembangnya PKL. “Kalau selama ini Satpol PP kekurangan personel namun memiliki tugas yang banyak dan jawabannya adalah teknologi untuk menyiasatinya,” paparnya. Kasatpol PP Kota Bogor Heri Karnadi menjelaskan, pihaknya telah membentuk Tim Kancil untuk memantau pedestrian yang ada di Kota Bogor. Bahkan ia pun menyediakan kendaraan operasional bagi anggotanya untuk melakukan patroli. “Memang kami juga sudah memasang CCTV jadi kita memonitornya melalui itu. Saat PKL sudah mulai banyak anggota kita langsung bergerak,” katanya. Banyaknya PKL di jalan protokol, kata Heru, lantaran CCTV belum dipasang semua. Sehingga tidak semua sudut Kota Bogor bisa dipantau. “Kami baru pasang enam titik. Rencananya akan ditambah di beberapa titik lagi,” katanya.
(mam/b/els/dit)